"DIA TELAH MEMBUNUH ANAKKU! DIA YANG BUAT OBAT TERLARANG ITU DAN MENYUNTIKKANNYA DI TUBUH ANAKKU!"
Mata Yuta melebar mendengar teriakan keluarga pasien yang menuduhnya telah menyuntikkan obat tersebut di tubuh anaknya. Padahal ia sama sekali tidak pernah menyuntikkan ke sembarangan obat berada di tubuh pasien. Yuta sama sekali tidak mengerti apa yang membuat ibu tersebut, menudingnya.
Raut wajah Yuta menjadi putih pasih karena rasa ketakutan yang sangat luar biasa, menjalar ke seluruh tubuhnya. "Aku sama sekali tidak pernah menyuntikkan obat apapun pada tubuh pasien dan aku telah memeriksa obat yang ingin digunakan oleh para dokter. Obat yang benar-benar murni, bukan kaleng-kaleng." jujur Yuta pada ibu itu.
Ia selaku apoteker rumah sakit sering mengecek obat-obat yang sekiranya aman pada tubuh pasien dan tidak akan ada, obat kedaluarsa yang membikin orang-orang mati secara perlahan, menahan rasa sakit. Yuta bukanlah orang yang kejam, bisa menggunakan obat-obat tersebut ke sembarangan orang.
"DASAR PEMBUNUH! DASAR PEMBUNUH!" maki ibu tersebut berteriak histeris disusul tangisan yang pecah. Wanita itu jatuh duduk dengan menangis histeris.
Lalu tatapan semua orang mengarah ke Yuta dengan tatapan imidasi. "Aku serius, aku tidak melakukan apapun." tegas Yuta lagi karena ia sama sekali tidak tahu menahu perihal hal ini.
Wanita paruh baya tersebut menangis histeris setelah tahu bahwa anaknya telah tiada. Yuta yang tiba-tiba di tuding seperti itu seketika shock dan tidak tahu apa-apa. Mana mungkin ia tega membunuh orang, baik yang jahat dan tidak jahat. Yuta bukan pembunuh. Ibu tersebut terus memaki Yuta dengan cap "PEMBUNUH". Orang-orang yang ada di sana menatap hina Yuta.
Tidak lama kemudian Sana dan Tamaki datang ke lorong rumah sakit. "Ada apa ini?" tanya Tamaki yang sudah berada di samping Yuta melihat wanita yang menangis histeris.
"Dia pembunuh! Dia pembunuh!" teriak wanita tersebut menunjuk ke Yuta kalau ia adalah seorang pembunuh. "Dia pembunuh! Dia membunuh anakku pada malam itu! Dia harus dihukum seberat-beratnya." katanya ngotot diselingi isak tangis yang tidak kunjung redah. Tamaki dan Sana tentunya melotot tidak percaya, apa yang dikatakan oleh wanita tersebut? Menuding Yuta adalah seorang pembunuh.
Mustahil.
"Tidak mungkin, bu. Mana mungkin anggota rumah sakit ini tega melakukan hal kriminal seperti itu." kata Sana lembut mencoba untuk berbicara setenang mungkin. Yuta hanya diam memaku, ini seperti yang pernah ia lihat sebelumnya saat kehilangan obat yang dibuatnya.
Yuta merasa kalau ia mengalami peristiwa Deja Vu, hal yang ditakutkan oleh Yuta sudah terlihat secara jelas dan nyata. Hatinya sakit, karena tidak ada angin, tidak ada hujan. Wanita itu datang dan langsung menuding kalau dirinya telah membunuh anaknya pada malam hari, dimana rumah sakit waktu itu sangatlah sibuk dan kualahan mengatasi pasien.
Pria muda apoteker hanya membantu para perawat dan dokter, bukan pembunuh. Wanita tersebut mengambil ponsel di sakunya dan menekan layar benda pipih tersebut, "lihatlah video ini!" titahnya dan Tamaki mengambil ponsel tersebut melihat apa yang ada di dalam sana.
Video yang gelap dan masuk ke dalam ruangan, di sana terdapat dua orang masuk ke dalam kamar pasien lalu saat salah satu dari mereka izin keluar, tinggal satu orang. Dahi Tamaki berkerut samar dan berkata, "bukankah itu dirimu? Yuta?" gumamnya pelan. Ia melihat secara seksama bahwa Yuta tengah menyuntikkan sesuatu pada tubuh pasien.
Yuta yang melihat video tersebut terbelalak tidak percaya. Melihat video yang berdurasi 17 detik tersebut. "I-ini tidak mungkin!" gumamnya melihat ibu tersebut masih menangis karena kehilangan anaknya semata wayangnya.
"Pasti ini ada kesalahan teknis. Video itu tidak benar!" kata Yuta.
"Video itu benar dan tidak ada setting edit sama sekali. Video itu sudah tersebar luas di sana dan ternyata...kau membunuh anakku!" tegasnya mencoba untuk bangkit berdiri, matanya sudah merah karena menangis, ia menatap Yuta penuh kebencian dan menunjuk ke pria berambut curly tersebut, "kau Hekima Yuta! Akan diseret ke pengadilan atas perilakumu!" putusnya sepihak membuat: Yuta, Tamaki dan Sana melotot tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hawk [The End]
Научная фантастика{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [Di tulis: 18-07-2021] [Di Update: 17-08-2021] [The End: 21-02-2022] [Genre: Fiksi Ilmiah/Fantasi/Misteri/Aksi]...