21. Dia

13 4 0
                                    

  Pandangan kosong itu terus menatap ke depan melihat beberapa pelanggan tengah menikmati secangkir kopi bersama orang terdekatnya. Bunyi air panas yang tertuang masuk ke dalam cangkir lalu sendok mengaduk kopi sudah menjadi alunan musik di dalam cafe. Aroma kopi sudah tercium kemana-mana membuat para pelanggan betah di sini.

"Arigatou gozaimasu, silahkan datang kembali." ucap salah satu pelayan cafe begitu ramah pada pelanggan yang sudah meluangkan waktu datang ke cafe.

Ia menoleh kearah wanita yang kini tengah duduk diam, menyangga dagu, tatapannya menatap ke depan kosong. Pelayan pria itu tersenyum miris mendengar ada kabar buruk yang menimpa orang terdekatnya, Ena. Kabar berita yang sampai sekarang masih hot news, tidak henti-hentinya menampilkan foto Hekima Yuta yang membunuh pasien rumah sakit dan ternyata ia salah satu "Bayangan Kei".

Sudah berapa kali ada kejadian kriminal tidak di duga diluar sana dan itu semuanya, rata-rata menimpa orang terdekat. Koji Naozumi mencoba untuk menghibur Ena yang kini banyak masalah di dalam pikirannya. Ia sudah bekerja disini selama hampir satu bulan, sebentar lagi para pekerja cafe akan mendapatkan gaji.

Naozumi jadi teringat ketika awal masuk Ena bekerja di sini, ia sangat senang bisa mendapatkan pekerjaan yang layak daripada pekerjaan lama sebagai pelayanan bar, di sana terlalu keras. Dan Ena sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya di malam itu juga lalu tuhan mengirimkan Hekima Yuta di dalam hidupnya. Selama Ena dipertemukan oleh Yuta, Ena selalu bilang kalau hidupnya perlahan berwarna dari sebelumnya.

Naozumi sering mendengar cerita Ena tentang hari-harinya dengan Yuta. Memang akhir-akhir ini, Ena selalu memasang wajah cemberut dan gelisah tentang Yuta.

Naozumi duduk di depan Ena, wanita itu masih menatap ke depan, tatapan kosong. Ena pun tidak sadar bahwa Naozumi sudah berada di depannya. "Pasti menyakitkan melihat kenyataan pahit tidak terduga seperti ini." Naozumi membuka suara membuat Ena mengalihkan perhatian ke pria imut di depannya.

Ia berusaha untuk tersenyum di depan Ena, menghibur dirinya. Memang Naozumi orang yang peka dengan orang terdekatnya. Ena tidak bisa berbicara apa-apa lagi, ia hanya memikirkan Yuta dan pasti pria itu di sana seorang diri walau di sana begitu banyak orang yang terjalin dengan kasus berbeda-beda. Namun, Yuta akan tetap merasa sendirian dan juga tidak akan senang. Ia ingin pergi ke sana, tempat Yuta yang baru—tempat yang semua orang tidak menginginkannya berada di sana yaitu penjara.

Ena tidak mungkin pergi ke penjara yang letaknya jauh dari pemukiman dan tersudut. Siapapun, tidak ada orang yang pergi ke sana selain penjahat. Naozumi hanya bisa tersenyum.

"Sekarang lupakan itu dulu, Ena. Yuta akan baik-baik saja semoga Yuta bisa menjalankan hukuman beratnya dan kembali bebas. Dan bisa bertemu denganmu lagi, Ena." Hibur Naozumi tersenyum senang. Wanita itu juga tersenyum melihat pria dihadapannya yang selalu menghiburnya serta melemparkan lelucon di setiap istirahat kerja.

"Kau memang terbaik Naozumi-san. Ya, semoga saja Yuta saat keluar dari penjara. Ia memberikanku sebuah kejutan, semoga saja." Ucap Ena penuh harap kalau Yuta keluar dari penjara. Pria itu akan memberikan surprise yang luar biasa.

Pipi wanita itu memerah padam serta mengukir senyuman manis. Naozumi mencoba menebak-nebak apa yang disembunyikan oleh Ena selama ini. Ya, menurut cerita-cerita Ena bisa disimpulkan secara jelas bahwa Ena diam-diam menyukai Yuta. Namun, Ena belum tau perasaan sebenarnya Yuta ke Ena. Memang pertemuan mereka hanya sebentar dan penuh sekali cobaan.

"Kau suka sama Yuta?" Tanya Naozumi tiba-tiba, seketika Ena diam mematung dan menatap tajam ke Naozumi. Pemuda itu terbelalak kaget melihat tatapan menakutkan.

"Hehehe, aku hanya menebak saja. Bu-bukan bermaksud apa-apa." Kata Naozumi. Lalu ia bangkit berdiri segera kembali dengan pekerjaannya sedangkan Ena masih memikirkan kabar Yuta. Suasana hati wanita itu, begitu tidak enak.

Black Hawk [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang