13. Wadah Obat

15 5 0
                                    

"Terima kasih." ucap Yuta tersenyum ramah setelah memberikan obat sesuai resep dokter. Ia memandang lorong rumah sakit yang berlalu lalang-nya orang-orang, wajah pria itu masih ada rasa khawatir dan kegelisahan pasal obat yang dibuatnya itu.

Takut, kalau ia tersangkut kasus seperti penyelundupan obat terlarang. Sampai sekarang, berita itu sering muncul di televisi, mereka tidak ada habis-habisnya membahas kasus tersebut. Tamaki melihat televisi kecil yang ada di ruangan, menampilkan sebuah berita di sana membahas kalau ada "Bayangan Kei".

Dahi Tamaki berkerut samar mendengar "Bayangan Kei" ia ingin membicarakan hal ini pada Yuta. Namun, berita tersebut sudah usai dan tergantikan acara lain. "Bayangan Kei? Masalah apa lagi yang dibuat oleh pria itu. Masa kasusnya belum selesai-selesai perihal tentang penyelundupan obat palsu yang sudah beroperasi sejak lama?"

"Orang ini ternyata cerdik juga." lanjut Tamaki monolog sendiri. Tangan kanannya mengambil ponsel dari saku seragamnya dan menekan-nekan di laman web tentang kasus Kei.

Setelah menemukan apa yang ia cari, pria berambut curly tersebut segera menghampiri Yuta tengah melayani orang. Yuta tersenyum dan selalu bilang terima kasih lalu ia berbalik hendak mengantarkan obat di kamar pasien. Matanya sedikit melotot melihat Tamaki hampir mengejutkannya.

"Tamaki! Kenapa kau tiba-tiba muncul di sini?" tanya Yuta berusaha untuk menghilangkan rasa keterkejutannya.

"Aku tidak ada niatan untuk mengejutkanmu."

"Tapi kau tiba-tiba muncul seperti hantu. Memangnya kau ingin mengambil obat?" kata Yuta cepat dan bertanya ke Tamaki yang tiba-tiba muncul di depannya. Tamaki menggeleng lalu memperlihatkan ponsel tepat di depan wajah Yuta tentang pengembangan kasus Penyelundupan Obat Palsu, Kei.

"Dulu kisah penyelundupan obat palsu tapi sekarang, ada kasus bayangan Kei. Ini masalah rumit." kata Tamaki menjelaskan sedikit tentang berita itu pada Yuta.

Yuta memasang wajah datar menatap Tamaki. "Berhentilah menakut-nakuti ku." ucap Yuta berjalan melewati Tamaki membuat pria tersebut heran pada Yuta.

"Yuta! Aku bukan menakut-nakuti mu tapi memberitahumu perihal ini. Polisi yang mencari bayangan Kei, lagi kesusahan mencari mereka. Mereka sering membuat kejahatan di luar sana dan membuat korban kehilangan pekerjaan serta menambahnya kasus kematian." ucap Tamaki, menjelaskan secara rinci inti dari berita yang ia baca.

Yuta menoleh ke Tamaki, ia bukan tidak percaya dengan perkataan Tamaki. Melainkan sosok bayangan-bayangan itu yang mereka bicarakanlah yang baginya belum pasti ada benar atau tidaknya. Yuta sampai sekarang masih memikirkan pasien mana yang telah mendapatkan cairan obat dibuatnya itu. Ia khawatir, pasien tersebut kenapa-napa dan Yuta bakal menjadi penjahat karena membiarkan obatnya beroperasi bebas tanpa ada izin dari negara.

Walau hanya satu obat ilegal, suatu saat nanti akan ketahuan karena efek dari obat tersebut. Ah, Yuta segera menggelengkan cepat mengusir pikiran buruk tersebut jauh-jauh hari.
Tamaki melihat Yuta melenggang pergi sembari membawa obat.

"Yuta! Yuta!" panggil Tamaki. Ia tidak bisa mengejar Yuta karena loker apotek, tidak ada yang menjaga. Menatap layar ponsel melihat kasus Kei yang hot di Jepang membuat pikiran Tamaki bertanya-tanya tentang bayangan Kei.

   Beberapa obat sudah datang di kamar pasien. Yuta melihat seorang gadis muda terbaring lemah dan penuh dengan alat-alat medis di tubuhnya. Ia menatap sedih, gadis itu lalu Yuta cepat-cepat keluar kamar pasien. Kulit gadis itu samar-samar keluar kristal es lalu menghilang. Pintu kembali tertutup ketika ingin berbelok, Yuta hampir menabrak Dokter Asahi.

"Dokter?"

-Black Hawk-

"Kamu udah menaruh obat di kamar pasien?" Yuta mengangguk mantap sembari melihat pintu yang barusan ia tutup.

Black Hawk [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang