24. Nama Organisasi Baru

15 9 0
                                    

Berita terbaru tentang kaburnya penjahat kelas tinggi salah satu anggota "Bayangan Kei—Hekima Yuta" telah kabur dari penjara. Gedung-gedung di Kota Tokyo, Japan. Begitu cepat menampilkan berita terkini pukul 07.34 A.M, semua orang berjalan menelusuri jalanan ibu kota bunga sakura tersebut, beberapa dari mereka mendongak melihat televisi besar di gedung pencakar langit menampilkan saluran berita terbaru atas kaburnya salah satu anggota Bayangan Kei yang selama ini masih hangat di berbincangan semua orang.

Mobil polisi menyalakan lampu sirinenya menelusuri jalanan Tokyo yang padat akan penduduk serta turis yang berlibur. Bayangan mata seroang wanita cantik melihat dari luar jendela cafe begitu banyak mobil polisi yang melintasi jalan raya untuk menangkap kembali, penjahat Hekima Yuta akibat membunuh seorang pasien menggunakan obat terlarang dan ilegal.

  Naozumi menghampiri Ena yang memandang keluar jendela terus semenjak mendengar kabar terbaru dari televisi yang terpasang di cafe. Setiap orang sangat perlu informasi baru walaupun tidak semua informasi adalah kabar baik dan buruk. Ia mencoba tersenyum tipis dan berkata,"jangan dipikirkan terus Ena. Kalau kau berpikir terus menerus nanti berefek pada tubuhmu. Kau akan jatuh sakit dan tidak bisa bekerja untuk tujuan bahagia mu."

Ena mengalihkan pandang ke arah lain, mata indahnya tanpa sadar memutihkan air mata. Hatinya sangat sakit mendengar kalau Yuta kabur dari penjara dan itu seharusnya tidak Yuta lakukan begitu saja. Hati Ena berubah menjadi sakit dan kecewa, apa yang ia lakukan? Ia akan menjadi buronan seumur hidup jika nekat melarikan diri seperti ini dan masa tahanan akan terus bertambah.

"Bagaimana aku bisa tenang jika mendengar kabar buruk ini. Naozumi-san, aku tidak bisa melihat dan mendengar Yuta kalau begini." Jawab Ena. Matanya sudah penuh bendungan air mata serta mata memerah, ekspresi Ena begitu sedih bercampur kesal dan marah. Apa yang dilakukan oleh Yuta?

Itu sangat gegabah dan suasana tidak akan menjadi baik saja melainkan menjadi buruk, bertambah buruk untuk ke depannya.

"Aku tahu itu, Ena. Apalagi kau sangat mencintai Yuta dan..." Naozumi terdiam sejenak dan menatap wajah Ena dari samping yang terus menitihkan air mata,"...kau ingin hidup bersama Yuta selama-lamanya sama persis ketika Yuta masih belum masuk ke dalam masalah yang sulit." Lanjutnya. Ena memejamkan mata dan menyentuh kaca jendela cafe mencoba untuk tenang dan berpikir jernih.

Wanita itu mengangguk mengiyakan dan membuka matanya kembali sembari mengingat kejadian malam itu. Yuta berusaha menolongnya walau ia sudah di usir berkali-kali agar menjauh dan meninggalkan Ena sendirian di malam itu, Yuta sama sekali tidak angkat kaki di sana membiarkan tubuhnya terus di dorong menjauh dari Ena. Lalu Yuta memarahi Ena untuk bertahan hidup tanpa ada rencana buruk apapun seperti bunuh diri.

Mengingat sudah berapa banyak orang yang merencanakan bunuh diri untuk mengakhiri segala masalah yang menghampiri. Naozumi memandang luar jendela, tatapan sendu,"mungkin, Yuta melakukan semua ini ada alasan tertentu."

Ena menoleh melihat Naozumi tidak percaya, ia bisa berbicara seperti itu,"alasan?" Naozumi menoleh ke Ena, mengangguk mengiyakan.

"Alasan yang tidak bisa dijelaskan. Apa kau tahu? Masalahnya Yuta atau sekiranya tahu masa lalu pria yang baru kau kenali ini. Aku bukannya sok tahu atau curiga tapi beberapa orang mengambil resiko besar karena mereka memliki alasan tertentu yang tidak bisa dijelaskan. Apalagi orang yang baru datang di kehidupannya." Kata Naozumi panjang lebar membuat mata cokelat Ena terbelalak mendengar kalimat yang keluar dari mulut Naozumi.

"Naozumi-san." Panggil Ena menatap luar jendela. Si empu bergumam menyahut panggilan Ena, menoleh melihat wanita itu.

"Aku tahu, sedikit tentang Yuta sebelum ia melakukan persidangan dan hukuman," Ena menatap pria muda yang sangat pengertian dan peduli pada orang disekelilingnya,"ayah dan pacarnya meninggal dunia tanpa alasan. Yuta ingin melamar Anna, pacarnya pada malam itu. Sayangnya takdir berkata lain, wanita itu pergi untuk selama-lamanya. Dan tidak lama kemudian," lanjut Ena mengambil nafas panjang berusaha untuk menahan agar ia tidak menangis mendengar cerita pahit dari sosok pria dingin dan peduli itu, Hekima Yuta.

Black Hawk [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang