32. Pertemuan ke Taman

11 8 0
                                    

    Obat-obat selalu di cek setiap saat dan menghitung beberapa stock obat tersisa nanti bisa membuat laporan untuk pengiriman obat. Pria itu sesekali menguap sambil mencatat beberapa nama serta jumlah obat. Ia sangat merindukan sosok Yuta, biasanya ia berada di sini mengisi waktu luang dan mengobrol santai. Namun, kini ia sudah tidak ada.

Saat datang ke rumah Yuta memang sudah berubah dan tidak seperti Yuta yang Tamaki kenal dulu. Tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi saat Yuta berada di penjara sehingga sifatnya berubah tuntas. Sekarang berita paling hot news mencari tahu, kasus Hekima Yuta dan mengapa ia bisa di tangkap oleh kepolisian. Masuk status"Bayangan Kei" , Mencoba suntikkan ilegal dan mematikan ke pasien membuat pasien itu meninggal dunia.

Tamaki yakin kalau Yuta tidak akan pernah membuat suntikan mematikan. Mana tega hati kecil Yuta tega melakukan hal itu. Suara dari televisi yang berada di dalam ruangan apotek rumah sakit terdengar jelas bahwa ada hal keganjalan saat di ruang pasien tepat insiden itu terjadi. Tamaki menoleh melihat layar televisi yang menancap di dinding. Lalu Tamaki berjalan ke depan melihat Sara partner menjaga apoteker hari ini.

"Tamaki! Ini ada surat buatmu?" ucapnya menyodorkan lipatan kertas ke Tamaki.

Ditatapnya lamat-lamat menatap Sara. "Dari siapa?"

"Tidak tahu. Katanya serahkan ini ke Tamaki dan dia langsung pergi," kata Sara dibalas anggukkan serta senyuman dari Tamaki,"aku tahu, kamu merindukan Yuta tapi jangan terlalu dipikirkan karena aku merasa bahwa Yuta tidak membunuh pasien itu." lanjut Sara sedikit memelas dan sedih melihat Yuta harus menjalankan hukuman di penjara.

Tidak lama kemudian pria tersebut kabur dari penjara dan lolos. Sekarang Yuta menjadi buronan polisi dan selalu saja di kaitkan dengan "Bayangan Kei" sehingga pria tua tersebut angkat bicara. Lebih baik menyelesaikan kasus Hekima Yuta dan jangan terlalu buru-buru menutup hukum saat pelakunya sudah di tangkap. Sara berkacak pinggang menghela nafas.

"Huh, siapa tahu kan yang pembunuhnya adalah sebelahnya Yuta? Dokter?" celetuk Sara kemudian wanita tersebut pergi menuju ke loker. Waktunya untuk membagikan makanan untuk pasien sore ini.

Tamaki terdiam sejenak. Memikirkan apa yang dikatakan oleh Sara ada benarnya juga karena saat insiden tersebut ada dua orang yang terlibat. Dokter dan Yuta? Siapa tahu, pelaku yang sebenarnya adalah dokter bersama Yuta. Ia membuka kertas di genggamannya dan dibukanya kertas tersebut bahwa ada seseorang yang menunggunya di taman hari ini.

  Sebentar lagi Tamaki pulang cepat dan segera menuju ke taman untuk menemui orang yang menitipkan surat ini. Disisi lain dibalik tembok koridor, Kazuki melihat suratnya sudah berada di tangan target membuat seulas senyum terukir jelas di bibirnya. Lalu pria tersebut pergi keluar ke rumah sakit menelusuri lorong rumah sakit yang setiap harinya ramai dengan orang-orang berlalu lalang. Kedua tangan Kazuki di taruh kedalam dua saku celananya.

Dari arah berlawanan nampaknya Asahi tergopoh-gopoh karena dirinya merasa terancam setelah mendengar berita baru-baru ini. Soal kepolisan membuka kembali kasus yang menyeret Hekima Yuta masuk ke dalam penjara, jika kepolisan tahu bahwa pelaku sebenarnya bukan Yuta dan tertuju ke Asahi maka bisa-bisa gawat. Asahi berjalan cepat dengan kepala menunduk, hatinya tidak baik-baik saja dan merasa terancam.

'Asahi Baka! Bagaimana bisa aku melakukan semua ini dan sekarang? Aku tidak bisa menikmati hidupku seperti dulu.' makinya di dalam hati.

  Akibat tidak terlalu melihat jalan. Asahi dan Kazuki bertabrakan, keduanya jatuh duduk dan Asahi melihat Kazuki yang berusaha bangkit berdiri. Asahi segera mengulurkan tangan membantunya berdiri, Kazuki melihat uluran tangan seorang dokter. Di dalam pikirannya bertanya-tanya dan melihat secara seksama siapa pria di hadapannya ini.

Black Hawk [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang