"Ini bukanlah hari pertama menjalani kehidupan, tetapi tetap saja. Yang dihadapi saat ini adalah sebuah permulaan."
“Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un."“Siapa yang meninggal, Bun?” Keina membulatkan bola matanya.
“Pak Hasan, yang rumahnya di pertigaan depan.”
“Semoga amal beliau diterima di sisi Allah ya, Bun.”
“Aamiin. Udah kamu tidur sana! Besok kamu harus sekolah, ‘kan?”
🍂
Keina Ayu Pratibha. Siswi baru yang kini tengah mengikuti Masa Orientasi Siswa. Gadis kelahiran Semarang ini adalah anak periang dengan berbagai mimpi dan selalu bersemangat menjalani hari. Keina selalu bermimpi untuk bisa mengelilingi dunia, terutama Indonesia. Selain periang, dia juga gadis yang mandiri dan pantang menyerah. Keina sangat mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, itu membuatnya tidak terlalu sulit untuk mendapatkan teman baru. Sejak kecil, Keina sangat ingin menjadi seorang penulis profesional. Berbagai penghargaan sudah dia dapatkan dari berbagai lomba menulis yang dia ikuti. Di SMA ini Keina berharap, dia dapat memperdalam kemampuannya dalam menulis. Selain berbagai hal baik, Keina juga memiliki dua kebiasaan buruk dalam dirinya.
Kring! Kring! Kring!
Keina terbangun dari tidur lelapnya lalu menatap ke sumber suara itu berada. Kedua matanya terbelalak saat mendapati bahwa jam mungil itu menunjukkan pukul setengah tujuh. Tanpa pikir panjang Keina beranjak dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi.
Setelah memakai seragam dengan rapi, Keina menggapai tas yang tergantung di dinding kamarnya dan kemudian mengenakannya.
“Ayah, Bunda, Keina berangkat dulu ya. Udah telat soalnya.” Setelah mencium tangan ayah dan bundanya, dengan tergesa-gesa Keina melangkah pergi.
“Eh, sarapan dulu!” seru Winda , ibu Keina.
Keina kembali ke meja dapur dan menenggak segelas susu.
“Biar Ayah anterin aja ya, Na,” ujar Arya dengan menatap naik turun menyesuaikan suara tenggorokan Keina.
“Nggak usah, Yah. Keina naik angkot aja, masih keburu kok, tenang aja.” Keina memberikan senyum cerianya. Anak ini selalu saja bisa meyakinkan orang-orang di sekelilingnya.
Arya dan Winda hanya bisa menghela napas, melihat sikap Keina yang selalu bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Entah apa alasan Keina lebih memilih naik angkot daripada menggunakan salah satu mobil yang berbaris rapi di garasi. Keina memang sosok yang sangat dewasa. Berbagai fasilitas mewah yang dimiliki tidak menjadikan dirinya menjadi anak yang manja seperti anak-anak bungsu pada umumnya. Keina lebih senang berusaha keras daripada hanya mengandalkan segala akses yang dia miliki.
Segitu dulu ya😊
Jangan lupa di vote guys, biar authornya makin semangat nulis ewkwk.Tunggu next chapter🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)
Teen Fiction"Lo suka bintang?" "Suka," jawab Keina singkat. "Kalo gue mau jadi bintang buat lo boleh, nggak?" "Aku nggak mau kamu jadi bintangku, Al." Keina Ayu Pratibha, gadis ambisius dengan sejuta mimpi di kepalanya. Baginya, tidak ada yang jauh lebih berha...