"Lo suka bintang?"
"Suka," jawab Keina singkat.
"Kalo gue mau jadi bintang buat lo boleh, nggak?"
"Aku nggak mau kamu jadi bintangku, Al."
Keina Ayu Pratibha, gadis ambisius dengan sejuta mimpi di kepalanya. Baginya, tidak ada yang jauh lebih berha...
"Setelah perpisahan, ada yang jauh lebih menyakitkan, yaitu kehilangan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menenangkan Keina, Talitha menceritakan apa yang terjadi hari itu.
Flashback on
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia
Selamanya
Alga begitu bahagia melihat Keina yang tersenyum sangat lebar. Dia tidak pernah melihat Keina sebahagia ini. Keina sepertinya terlihat lelah, mungkin karena sejak tadi dia terlalu bersemangat. Keina pun tertidur. Alga yang tersenyum, mengelus puncak kepala Keina, lalu berbisik. "Gue sayang banget sama lo, Na.
Tiba-tiba ....
"Loh kok ...." Alga terus menginjak rem mobilnya.
"Al, ini kenapa?" Talitha dan Gea mulai terlihat panik.
"Gue udah coba nginjek remnya dari tadi, tapi nggak bisa." Alga terus berusaha mengendalikan mobilnya, dia tetap berusaha tenang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dari arah yang berlawanan, terlihat sebuah truk besar melintas, Alga berusaha menghindar agar kedua kendaraan ini tidak saling bergesek. Benar saja dia berhasil, tetapi dia tidak melihat jika saat ini mobilnya akan menabrak sebuah pembatas jalan. Alga memutar setir mobilnya, membuat mobil yang Alga kendarai hilang keseimbangan dan terbalik hingga tiga kali gulingan. Semua orang di dalamnya tidak sadarkan diri. Warga yang melihat kejadian itu dengan cepat menghubungi polisi dan segera membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Flashback off
Keina benar-benar syok dan masih tidak percaya dengan kenyataan yang ada di hadapannya saat ini. Ini semua seakan sebuah mimpi buruk, jika benar ini adalah mimpi buruk, Keina ingin terbangun saat ini juga.
🍂
Di pojok kamar, Keina tengah menatap layar ponselnya. Menampilkan sebuah foto, foto dirinya bersama ketiga sahabatnya. Matanya berlinang air mata, dia terlihat kacau.
"Kenapa kalian harus pergi?! Aku butuh kalian!" teriakan Keina kini sudah tidak asing lagi, karena setelah dia pulang dari pemakaman, dia memang sering berteriak menyebut nama kedua sahabatnya yang sudah tiada.
"Bukannya kalian bilang kalo kita mau sukses bareng-bareng? Kalian penipu!" Keina merasa sangat sesak. Dalam benaknya, dia sangat berharap jika ini semua hanya lelucon.
"Al, katanya kamu mau jadi bintangku? Tapi kenapa kamu pergi? Kenapa kamu ninggalin aku? Dan tentang cita-cita kamu jadi pilot, apa kamu nggak mau ngeraih mimpi itu?"