"Kenapa harus muncul lagi kalo akhirnya bakalan pergi?"
"Loh, kamu?"
Dev. Lagi-lagi Dev muncul secara tiba-tiba.
"Pawang lo mana?" Dev terus mencari ke sekeliling, lalu memilih duduk satu meja dengan Keina.
"Pawang? Talitha?" tanya Keina kebingungan.
"Siapa lagi."
"Eh, sembarangan kamu bilang dia pawang," sewot Keina.
Dev terbahak, "iya, sorry."
Kenapa harus muncul lagi kalo akhirnya bakalan pergi?
"Lo suka baca buku itu juga?"
"Belum tau," jawab Keina sewot.
"Kok belum tau?" Dev mengerutkan dahinya.
"Ya gimana aku mau suka kalo aku aja belum baca bukunya."
"Lah iya, ya," Dev menggaruk tengkuknya dengan tertawa. Keina melihat dengan jelas jika Dev benar-benar tertawa lepas. Tidak seperti manusia berhati dingin yang Keina kenal.
"Kenapa? Kok ngeliatinnya gitu?"
"Aku suka aja liat kamu ketawa lepas, nggak dingin kayak kulkas," jawab Keina dengan polos.
"Gimana? Kalo gini keliatan cakepnya, 'kan?" tanya Dev dengan penuh percaya diri.
"Idih." Keina memutar bola matanya malas. "Dikit," ucapnya pelan agar tidak terdengar. Tetapi sialnya telinga Dev berfungsi dengan sangat baik, sehingga dapat menangkap gumam Keina tadi.
"Kalo ganteng ngomong aja, nggak usah gengsi."
Keina membelalakkan mata. Sial, batinnya.
"Silakan, Kak." Seorang penjual es krim mengantarkan dua gelas es krim dengan rasa coklat dan vanila.
Dev dan Keina menerimanya dengan tersenyum simpul."Biasanya yang suka es krim tuh cewek," ucap Keina dengan nada datar.
"Cowok juga boleh makan, kali. Es krim kan makanan semua manusia," jawab Dev dengan santai. Tidak memedulikan ejekan Keina.
Tidak ingin mood-nya semakin memburuk, Keina memilih diam. Menikmati setiap es krim yang masuk ke dalam mulutnya. Sesekali dia memejamkan mata, es krim vanila membuatnya begitu rileks.
"Kamu sekarang kerja di mana, Na?"
Keina membuka mata. "Di Rumah Sakit Bunda Jakarta. Kamu sendiri?"
"Di Bandung."
Keina mengangguk pelan.
Tunggu! KAMU?
Keduanya terdiam, menikmati es krim masing-masing. Memang kurang cocok menyantap es krim di tempat ramai seperti ini. Harusnya mencari tempat yang lebih tenang dan nyaman. Seperti taman, mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)
Teen Fiction"Lo suka bintang?" "Suka," jawab Keina singkat. "Kalo gue mau jadi bintang buat lo boleh, nggak?" "Aku nggak mau kamu jadi bintangku, Al." Keina Ayu Pratibha, gadis ambisius dengan sejuta mimpi di kepalanya. Baginya, tidak ada yang jauh lebih berha...