"Lo suka bintang?"
"Suka," jawab Keina singkat.
"Kalo gue mau jadi bintang buat lo boleh, nggak?"
"Aku nggak mau kamu jadi bintangku, Al."
Keina Ayu Pratibha, gadis ambisius dengan sejuta mimpi di kepalanya. Baginya, tidak ada yang jauh lebih berha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mengapa orang-orang gemar sekali datang-pergi tanpa permisi?
***
Di perpustakaan Keina terlihat sedang kebingungan mencari sebuah buku. Tangan Keina berhenti mencari saat terdengar suara langkah kaki yang sepertinya semakin mendekat.
“Eh, awas!” pekik Dev sambil menjaga beberapa buku agar tidak terjatuh mengenai kepala Keina. Keina yang terkejut hanya bisa mengerjap.
“Bisa nggak sih, lo jangan ceroboh? Kalo buku-buku tebel ini jatoh di kepala lo, bisa pingsan lagi nanti,” ketus Dev sembari menata beberapa buku agar kembali rapi di tempatnya.
Keina menunduk dengan napas yang tidak teratur, kejadian tadi membuatnya sedikit syok. “Makasih Kak Dev.”
“Nyari buku apa?”
“Buku matematika, Kak,” ucap Keina dengan ekspresi wajah yang masih terkejut.
Dev mengangguk pelan, tanpa mengatakan apa pun dia pergi begitu saja. Dasar aneh.
Keina menaikkan satu alisnya, lalu kembali mencari buku matematika, tetapi ....
“Nih.” Dev memberikan sebuah buku kepada Keina. Ini ke sekian kalinya dia muncul secara tiba-tiba. Wait, berarti tadi dia pergi untuk ....
Keina masih menunduk dan membaca judul buku yang bertuliskan matematika pada covernya.
Keina mendongak, lalu berkata. “Mmm ma ... loh, udah ngilang lagi? Padahal belum bilang makasih.” Keina menggaruk tengkuknya. Tapi mengapa dia ada di sini? Bukankah ini masih jam pelajaran? Atau mungkin dia juga tengah mendapat tugas dari guru mapelnya. Ah, entahlah.
“Na.” Alga melambaikan tangannya tepat di depan wajah Keina, membuat lamunannya seketika menjadi buyar.
“Emmm iya.” Keina lagi-lagi dikejutkan oleh sosok yang secara tiba-tiba muncul. Menyebalkan. Mengapa mereka senang sekali tiba-tiba datang dan pergi begitu saja?
“Lo udah nemuin bukunya, belum?”
“Udah, nih.” Keina menunjukkan sebuah buku yang mereka cari. Lebih tepatnya Alga dan Keina. Talitha dan Gea memilih untuk tetap di kelasnya, mengerjakan dengan buku seadanya.
“Tugas dari Bu Titin emang bener-bener susah, bikin gue jadi males ngerjainnya,” ucap Alga dengan nada pasrah. Bukannya mengerjakan, Alga justru menyenderkan tubuhnya ke tembok.
“Pasti kita bisa ngerjain kok, Al. Tenang aja.”
“Untung gue satu kelompok sama lo, Na. Coba kalo sama Talitha, pasti gue makin frustrasi.” Alga tampak memijat pelipisnya.
“Emangnya kenapa kalo sama Talitha?”
“Dia kalo udah nyerah, mendadak jadi seorang ilmuwan. Dia bakalan nyiptain rumus sendiri.”