21 | BIFA?

48 7 5
                                    

Hallo My Love❤️
How are you?
Maaf ya, baru update lagi.

Oke, Happy Reading 🤗
Semoga suka😉

***

Semakin hari, perpisahan itu semakin mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin hari, perpisahan itu semakin mendekat. Siap menciptakan jarak di antara beberapa hati yang sudah begitu erat. Rasa sesak di dada semakin menjadi, sungguh ini adalah momen yang sangat mereka benci. Beginikah persahabatan? Sesakit inikah? Apa boleh seseorang bernegosiasi terhadap takdir Tuhan? Tentu jawabannya adalah tidak.

Keina, Talitha, dan Gea kini sedang berbincang di rumah Alga. Mereka tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada. Siapa pun tolong, ini benar-benar berat. Tapi bagaimana? Tidak ada yang bisa mereka perbuat.

“Guys, jujur ya. Ini pertama kalinya gue percaya sama yang namanya hubungan antar sahabat. Karena kalian, gue tau apa itu arti sahabat. Makasih udah bikin gue se-melow ini.” Mata Gea berkaca-kaca, menatap ketiga anak di depannya secara bergantian.

“Gue baru tau kalo ada ikatan sahabat sekuat ini. Makasih, udah ngasih kesempatan ke gue buat ngerasain itu semua.”

Keina tersenyum hangat, mengusap lembut bahu Gea yang mulai bergetar.

“Sekarang kamu percaya, 'kan? Nggak semua orang itu buruk. Dunia ini terlalu luas, Ge. Ada banyak orang-orang yang masih punya hati dan ketulusan. Sampai kapan pun kita bakalan tetep sahabatan. Beda universitas nggak bisa bikin persahabatan kita pecah. Jadi kamu jangan sedih, ya.” Bohong jika Keina baik-baik saja. Bahkan dia adalah orang yang paling berduka di sini. Keina sampai tidak dapat tidur setiap malamnya karena memikirkan jarak yang akan tercipta di antara mereka. Setiap kali dia mencoba memejamkan mata, dadanya terasa sangat sesak.

“Kita harus tetep saling support, walaupun jauh kita masih bisa chatting-an, 'kan?” Alga menimpali.

Setelah beberapa saat hanyut dalam kesedihan, Talitha mencoba mengubah suasana. Tidak kehabisan akal, dia mencari topik pembicaraan yang bisa mengembalikan mood ketiga sahabatnya.

By the way, sekolah kita cukup tentram ya tanpa ada dua maklampir itu.”

“Iya, kelas kita juga lebih tenang tanpa mereka,” sahut Gea.

Mendengar ucapan Talitha, Alga seketika termenung.

Gue kok ngerasa bersalah ya udah ngebentak Rara di parkiran. Dia pasti malu banget. Gue nggak tau kalo dia punya masalah seberat itu sampe harus ngeluapin emosinya ke orang-orang di sekitarnya.

Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang