"Jika boleh, aku ingin kamu hadir untuk sebentar saja."
Saat ini, Keina tengah berziarah ke makan Alga dan Gea. Dia pergi seorang diri. Keina tidak ingin Talitha melihat kesedihannya. Keina ingin mengucapkan beberapa hal yang belum sempat tersampaikan.Layaknya pemakaman pada umumnya, tempat itu begitu sepi. Suasananya sangat tenang, ditambah lagicuacanya yang tidak begitu panas.
"Ge, aku dateng." Keina tersenyum tipis sembari menaburkan bunga di atas makam Gea.
"Kamu pasti sekarang udah punya banyak temen 'kan, Ge? Temen kamu udah bertambah ya, nggak cuma empat," monolog Keina sambil tersenyum miris.
"Maaf Ge, selama ini aku belum bisa jadi temen yang baik buat kamu. Aku selalu berdoa, semoga kamu bisa bahagia di surga, bisa punya banyak temen dan nggak kesepian." Keina mengelus lembut gundukan tanah di hadapannya.
"Udah dulu ya, Ge. Aku mau ziarah ke makam Alga, kapan-kapan kalo aku libur semester lagi, aku pasti ke sini kok."
Perlahan Keina beranjak, lalu melangkah ke arah makan Alga. Entah mengapa, tiba-tiba jantungnya bergemuruh. Dadanya begitu sesak, tapi Keina harus kuat.
"Al, ini Keina." Keina terdiam, lalu menundukkan kepalanya. Dia tidak bisa lagi membendung air mata yang sedari tadi sudah ingin berhamburan.
"A-aku nggak tau harus ngomong apa, Al. Aku nggak sanggup. Bahkan aku kayaknya emang nggak pantes buat ngomong ini. Aku egois, Al. Aku nyakitin hati kamu. Aku terlalu menutup mata atas semua kebaikan kamu. Kamu yang selalu ada, selalu support, selalu ngelindungin aku, kamu ...." Baru beberapa detik berbicara, Keina sudah sesenggukan. Dia seakan ingin meluapkan semuanya tetapi begitu sesak. Rasanya sangat sulit.
"Maaf Al, aku belum sempet bales perasaan kamu. Aku bener-bener egois Al. Maaf ...."
Dengan cepat Keina menghapus jejak air matanya, lalu menarik napas panjang berulang kali. Dia tidak bisa terus-terusan seperti ini. Bagaimana pun, Keina harus kembali melanjutkan hidupnya dengan tenang. Tanpa diliputi rasa bersalah yang terus-menerus menghantuinya.
Keina mengusap lembut papan bertuliskan nama Algantara Bumi Pratama, lalu berkata. "Al, mulai sekarang aku akan berusaha buat ikhlasin kamu. Bukan berarti aku ngelupain kamu, aku cuma mau tenang di alam sana, si surga. Kamu juga harus tau, sekarang aku udah baik-baik aja. Keina yang kamu kenal udah kembali, Al. Aku janji nggak bakalan sedih lagi. Aku janji, Al." Keina mulai menaburkan bunga di atas pemakaman Alga. Hatinya mulai merasa tenang, semua keluh kesahnya telah dia luapkan. Perlahan, rasa sesak di dadanya pun mulai menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)
Teen Fiction"Lo suka bintang?" "Suka," jawab Keina singkat. "Kalo gue mau jadi bintang buat lo boleh, nggak?" "Aku nggak mau kamu jadi bintangku, Al." Keina Ayu Pratibha, gadis ambisius dengan sejuta mimpi di kepalanya. Baginya, tidak ada yang jauh lebih berha...