18 | When Alga are Angry

43 7 7
                                    

Halo My Love🤗
Selamat membaca
Semoga kalian suka, ya😁

***

"Seperti sebuah pepatah, 'Jangan membangunkan singa yang tengah tertidur' karena itu sama saja dengan memberikan daging segar kalian secara cuma-cuma."

Dengan tergesa-gesa Alga menuju ke ruang pengawas. Jujur saja, Alga sudah dapat mengetahui siapa pelakunya, tetapi dia ingin memastikan bahwa dugaannya itu benar.

Tuk tuk tuk

"Permisi, Pak."

"Iya, ada apa, ya?"

"Begini, Pak." Alga menceritakan semua kejadian di toilet putri tadi. Petugas pun setuju untuk mengecek CCTV yang terletak di luar lab, di mana CCTV itu berhadapan langsung dengan gudang, sehingga siapa pun yang keluar masuk ke toilet akan tertangkap oleh kamera.

"Stop, Pak!"

"Rara sialan!" Bola mata Alga menangkap dua anak yang baru saja keluar dengan wajah penuh kegembiraan. Pikir saja pakai logika, apa Rara akan sesenang itu setelah membersihkan beberapa toilet di sekolah ini? Tentu tidak, kecuali jika dia baru saja membuat ulah.

"Sabar, Dek. Jangan melakukan suatu hal saat kamu sedang emosi."

"Iya, Pak. Tenang aja, makasih ya Pak, saya permisi dulu." Alga memberikan senyum dustanya. Mana mungkin dia akan sabar saat mengetahui siapa yang telah menguncikan Keina di dalam toilet?

Alga kembali menghampiri Keina dan Talitha yang kini tengah menunggunya di depan lab dengan wajah khawatir.

"Al, lo lama banget, sih. Gimana, udah tau siapa pelakunya?" Talitha membulatkan mata, dia langsung mendekati Alga yang napasnya masih memburu.

"Belum, ada banyak orang yang keluar masuk toilet, jadinya susah buat mastiinnya," dusta Alga.

Biarin aja mereka nggak tau kalo pelakunya Rara. Kalau pun mereka tau, mereka nggak bakalan ngelakuin sesuatu. Mending gue aja yang bertindak.

"Udah lah Al, biarin aja. Yang penting aku kan nggak papa." Keina mencoba meyakinkan Alga, dia tidak ingin Alga melalukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain.

"Iya, Na. Ya udah ayok pulang!"
Mereka pulang, kini Keina dan Talitha lebih lega melihat Alga yang sudah tidak memperpanjang masalah tadi.

Tunggu pembalasan gue, Rara sialan!

🍂


Terkadang semesta seakan membiarkan seseorang untuk tersakiti atau menyakiti. Membiarkan mereka untuk berbuat sesuka hati tanpa mempertimbangkan apa yang akan mereka dapati di kemudian hari. Untuk beberapa saat, kejahatan mungkin akan tertutupi oleh gelapnya malam, tetapi jangan lupakan bahwa tidak selamanya bumi menjauh dari mentari yang bersinar terang.

"Aaa!!!"

"Lo kenapa, Ra?" tanya Jeje panik.

"Ada kecoa di dalem tas gue!" teriak Rara histeris.

"What?!" Bukannya membantu, Jeje justru menjauh dari tas Rara.
Rara hendak berdiri dan membuang tasnya, namun saat dia berdiri Rara merasa ada yang menahan roknya.

Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang