32 | Kalang Kabut

34 6 7
                                    

Happy Reading my love❤️
Jangan lupa kasih vote-nya yaa🤗

***

"Bisa karena terbiasa."

***

Hidup memberikan banyak pelajaran. Tentang arti kebersamaan, tentang waktu, tentang perjuangan, tentang indahnya pertemuan, serta pahitnya sebuah perpisahan. Tuhan memberikan semua ujian hidup itu bukan tanpa alasan. Memberi isyarat bahwa sesungguhnya kita jauh lebih kuat dari yang kita tahu.

Berjalanlah perlahan jika kamu lelah, teruslah bangkit walau rapuh. Jangan pernah menyerah pada keadaan. Karena langkahmu sudah terlalu jauh, sangat disayangkan jika harus berhenti begitu saja. Sematkan dalam hati, bahwa impianmu tengah melambaikan tangannya.

Seperti biasa, Keina kini tengah membaca buku di kantin. Tepat di sampingnya, Bianca duduk diam sambil mendengarkan musik dengan wajah datar tanpa ekspresi. Meski jadwal kelas hari ini siang, mereka sengaja berangkat pagi. Itu semua karena Bianca yang tiba-tiba muncul di depan kos Keina, mengajak Keina berangkat cepat agar dapat melihat wajah tampan Gilang, senior kebanggaan Bianca. Namun, sayang. Rupanya Bianca salah melihat jadwal. Huh, sangat menyebalkan. Terlebih kelasnya masih sangat lama.

"Na, apa kita pulang aja dulu, ya? Gue bosen di sini," ujar Bianca.

"Ya lagian kamu, pake acara mau ngeliat senior. Kayak dia artis aja," sahut Keina santai.

"Lagian kamu kan udah punya cowok, malah mau nikah, 'kan? Jadi nggak usah macem-macem Bi," tegur Keina.

Bianca menghela napas. Benar juga yang Keina katakan. Dia hampir saja terlena dengan ketampanan senior yang sama sekali tidak tahu akan tanda-tanda keberadaan Bianca di muka bumi ini.

"Ya ampun, iya juga ya Na. Untung lo ingetin. Beruntung banget gue punya temen kayak lo. Ya udah sekarang kita pulang aja, yok!" Bianca bangkit dari duduknya, menatap Keina yang sepertinya sudah nyaman dengan buku yang tengah dia baca.

"Ayok, Na. Lo tuh kalo udah ketemu buku kayak ketemu doi aja. Nempel teoosss!"

"Hmmm. Iya, deh. Kamu tuh kalo udah ada maunya nggak bisa dinegosiasi ya. Harus diturutin."

Ada yang berbeda di sini. Jika di Jakarta, Talitha-lah yang berperan sebagai kakak sekaligus sahabat saat Zein tidak ada. Lalu sekarang, Keina yang mengambil peran tersebut. Dia menjadi kakak sekaligus sahabat bagi Bianca.

Mendengar ucapan Keina, Bianca hanya meringis sambil menunjukkan kedua jarinya, piece---tanda damai.

"Ke kos-kosan aku aja mau? Nanti kita mampir beli cemilan dulu, gimana?"

"Nah, boleh tuh. Yok, ah!"

Keduanya pergi keluar dari area kampus.

🍂

"Na, minumnya ini aja kali ya?" tanya Bianca sambil menunjukkan dua botol minuman dingin.

"Iya, itu aja. Ini cemilannya udah, 'kan, ya?"

"Udah, yok!"

Semua cemilan dan minuman itu mereka bayar dengan cara patungan. Awalnya Bianca menolak, tetapi Keina tetap kekeh untuk ikut membayarnya.

Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang