7 | Best Friends

74 14 28
                                    

Hallo Readers!
Selamat membaca
Semoga suka ya🤗

Belajar adalah hal yang sangat dinantikan oleh mereka yang memiliki berbagai mimpi, disertai dengan semangat dan tekad yang kuat untuk mewujudkannya. Namun sayang, tidak semua anak begitu. Parahnya, ada juga beberapa anak yang baru saja akan memulai pembelajaran namun sudah mengharapkan jam kosong. Benar-benar payah!

Jika saja anak-anak di zaman globalisasi dengan berbagai modernisasi ini dapat melihat bagaimana perjuangan anak-anak zaman dulu agar dapat mengenyam pendidikan, mungkin saat ini mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.

"Semoga aja hari pertama pembelajaran berjalan lancar, ya. Aku udah nggak sabar." Keina tampak begitu bersemangat hari ini.

Talitha yang duduk di samping Keina mengangguk setuju dengan perkataan Keina.

"Aamiin. Gue juga berharap gitu," ucap Alga yang duduk tepat di belakang Talitha.

"Yaelah, sok banget sih. Biar dikatain murid teladan? Ha ha ha, kuno!" Rara menyambar dari sisi pojok kelas.

"Apaan sih,Ra?! Nggak suka?!" Alga berdiri dan memelototi Rara. Tidak habis pikir dengan gadis itu, selalu saja ingin membuat keributan dengan Keina. Apa mungkin hidupnya terlalu sepi hingga dia memilih pertikaian agar dapat berbicara dengan orang lain?

"Kalo nggak emang kenapa, hah?!" jawab Rara dengan tidak tahu malu. Dia yang menciptakan keributan, tetapi tidak ada rasa bersalah sama sekali. Hanya ada tatapan kebencian di mata besarnya itu.

"Udah, Al. Nggak usah diladenin," kata Keina dengan mendongakkan kepala menatap Alga dari sisi samping.

"Lagian kalian tuh kenapa, sih? Iri sama kita? Pengen punya temen tapi nggak bisa?" sindir Talitha sambil tertawa meremehkan.

Seketika Rara terdiam dan terlihat ekspresi yang sangat marah atas ucapan Talitha. Matanya melirik tajam dengan tangan yang mengepal.

Bel sekolah berbunyi, pertanda kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai. Perdebatan di antara tiga anak ini pun berakhir. Semua anak segera bersiap duduk rapi di tempatnya masing-masing. Ini biasa terjadi pada hari pertama bertatap muka dengan wali kelas. Semua tampak rapi dan berusaha memasang topengnya dengan erat.

Tidak ada materi hari ini. Klara, wali kelas mereka hanya memerintahkan kepada anak didiknya agar saling memperkenalkan diri di depan kelas.

Hari pertama pembelajaran berjalan lancar. Begitu pun dengan hari ketiga, keempat, kelima, dan satu bulan sudah pembelajaran berlangsung.

🍂

"Ya ampun! Gue bosen banget sama pelajaran hari ini. Kenapa nggak ada yang bikin semangat sama sekali, sih!" Talitha menusuk sebuah siomay dengan penuh tenaga dan memasukkan siomay tersebut ke dalam mulutnya.

"Iya, gue juga bosen banget. Apalagi sama kelasnya Pak Samsul. Belajar sejarah bikin mata gue mendadak berat dan pengen tidur saat itu juga," ucap Alga setuju dengan perkataan Talitha.

Keina menggelengkan kepalanya. "Eh, nggak boleh gitu loh, kalian. Bagaimana pun semua itu penting. Karena pada dasarnya, nggak ada tuh yang namanya ilmu sia-sia." Keina menyeruput es teh dari gelas berukuran sedang.

Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang