11 | Alga, Bertahan

55 9 5
                                    

Hallo guys
Come back on my story🤗
Selamat membaca
Semoga suka, ya:)

"Hah, begal?!" Alga, Talitha, dan Keina terkejut. Memang bukan tidak mungkin jika itu adalah gerombolan begal, karena hari memang sudah larut malam.

Suasana sangat mencekam. Semua orang panik. Terlebih saat seorang begal mencoba untuk menggedor-gedor kaca taksi tersebut.

"Aku harus telepon ayah. Siapa tau ayah belum tidur." Keina mencari ponselnya di dalam tas. "Aduh, di mana, sih?" Tangan Keina bergemetar hebat, ponselnya belum ditemukan juga.

"Oh iya! Ponselku kan ketinggalan." Keina menepuk jidatnya.

Suasana semakin mencekam. Terlebih begal tersebut mengeluarkan senjata tajam dan menyodorkannya kepada sopir taksi agar cepat meminggirkan taksi.

"Hei, kamu!"

"Iya, Pak."

"Ambil ponsel itu!" Sopir taksi menunjuk pada sebuah ponsel. "Cepat kamu cari nomor polisi dan hubungi segera. Sekarang!"

"Baik, Pak."

Prang!!!

Dari arah kiri seorang begal memukul kaca hingga kaca tersebut pecah dan mengenai lengan Alga. Untung saja kepalanya tidak apa-apa, tapi tetap saja, lengan Alga terluka parah. Darah yang kental itu keluar sangat deras. Tampak wajah Alga yang semakin memucat karena terlalu lemas.

"Ya ampun Alga, bertahan, Al." Dengan wajah panik Keina mengikatkan syalnya untuk menghentikan aliran darah tersebut. Alga harus segera dibawa ke rumah sakit. Tapi bagaimana? Jangankan ke rumah sakit, untuk menyelamatkan diri dari kejaran para begal itu pun sangat sulit.

"Alga! Ya ampun dia pingsan." Keina terus menepuk pipi Alga, mencoba menyadarkan dia. Namun nihil. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Mengapa semua berubah menjadi sangat mengerikan?

"Alga bangun, dong! Gue nggak mau kehilangan lo. Lo tuh walaupun ngeselin, tukang rusuh, suka jail juga, tapi gimana pun lo sahabat gue dari orok."

"Kamu tuh ngomong apa sih, Tha! Alga bakalan baik-baik aja, aku yakin!" Keina terus menyadarkan Alga.

Akhirnya polisi datang juga. Meskipun sedikit terlambat, tapi itu lebih baik daripada tidak datang sama sekali. Sepandai-pandainya gerombolan begal melarikan diri, tetap saja tidak akan mampu mengalahkan para polisi yang telah terdidik dan pastinya sudah hafal tak tik basi yang biasa dilakukan oleh para penjahat. Tertangkap atau tidak, saat ini yang menjadi fokus adalah bagaimana caranya membawa Alga ke rumah sakit secepat mungkin.

"Alhamdulillah, Alga sadar juga!"

Alga menatap Keina yang terus memastikan bahwa dia baik-baik saja. Meskipun sulit, karena terlalu sempit. Namun Keina tidak berputus asa, dia terus menepuk pipi Alga dan menatapnya yang masih setengah sadar. Dia sedikit lega, setidaknya Alga sudah sadar dari pingsannya. Alga menarik tangan Keina untuk dia genggam, namun setelahnya....

"Alga!"

Pingsan lagi.

🍂


Di depan ruang UGD Keina dan Talitha terus mondar-mandir mengkhawatirkan kondisi Alga. Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri mereka berdua.

"Keluarga pasien di mana, ya?"

"Maaf, Dok. Sebenarnya kami baru saja berlibur, dan di perjalanan tadi kami diserang begal. Jadi keluarga Alga belum tahu karena kami belum pulang, Dok." Keina menjelaskan dengan napas yang tidak teratur karena masih sangat panik.

Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang