16 | Alga Mulai Aktif Ya Bund

50 9 9
                                    

"Sepandai-pandainya seseorang dalam menyembunyikan bangkai, tetap saja akan tercium baunya. Sekuat apa pun mempertahankan sebuah kejahatan, tetap saja akan kalah dengan kebenaran. Karena Allah akan selalu menegakkan keadilan."



"Na, balik sama gue ya," pinta Alga.

Keina yang tengah membereskan buku-bukunya pun berhenti.

"Kita juga biasanya pulang bareng, 'kan? Walaupun berangkatnya enggak."

Iya, Alga, Keina, dan Talitha memang tidak pernah bertemu di angkot ketika pagi hari. Ini karena Alga yang harus menunggu Talitha dengan berbagai macam ritual sarapannya, dan itu sangat lama.

Alga menggaruk tengkuknya dan tersenyum sungkan. "I-iya, tapi maksudnya sekarang lo pulang sama gue naik motor."

"Loh kamu bawa motor?"

"Iya, he he he."

Iya, semua karena saran dari Talitha, batin Alga.

"Al."

"Hem."

"Lo beneran suka sama Keina nggak, sih?"

"Menurut lo?"

"Tapi lo keliatannya kayak nggak ada usaha sama sekali buat deketin Keina."

"Tha lo tau sendiri, 'kan, gimana Keina? Semakin gue keliatan berjuang, malah bikin Keina jadi risih."

"Itu menurut lo. Justru kalo lo nggak ada usahanya sama sekali, yang ada cewek nyangkanya kalo kalo nggak ada perasaan sama dia."

"Gitu, ya? Terus gue harus gimana?"

"Ya perjuangin lah! Gila! Gitu aja nggak tau." Talitha memasukkan keripik ke dalam mulutnya. "Lo kasih perhatian-perhatian kecil ke Keina."

Talitha mengubah posisi duduk yang semula menghadap televisi kini menghadap Alga.

"Al, mending lo mulai besok bawa motor. Terus lo ajak Keina pulang bareng." Talitha menaikkan kedua alisnya, menggoda Alga.

"Terus lo gimana?"

"Yaelah, gue mah bisa nebeng Gea kali."

Alga memegangi dagunya, berpikir. "Boleh juga saran dari lo, emang otak lo kadang-kadang berguna," kekeh Alga, "eh, atau gue bawa mobil aja, ya? Biar keliatan lebih keren." Alga lalu menatap langit-langit rumahnya, membayangkan jika Keina tengah tersenyum kepadanya.

"Nggak. Motor aja, lebih romantis."

"Al, terus Talitha gimana?"

"Talitha sama Gea, Na."

"Hmmm gimana, ya?"

"Ayok lah Na, langsung pulang kok," Alga merengek.

Di perjalanan pulang, Alga melirik ke arah spion, matanya menangkap wajah Keina yang terlihat tengah tersenyum.

"Na, lo kenapa sih, ngeliatin langit mulu?"

"Suka aja. Soalnya kalo ngeliatin langit tuh bikin hati jadi tenang."

Alga mengangguk pelan.

"Gue keren nggak Na kalo naik motor gini?"

"Iya, keren. Aku suka."

Sontak Alga membelakkan matanya. "Sama gue?"

"Bukan, maksudnya naik motor gini aku suka. Soalnya aku jarang banget diajakin keluar naik motor sama ayah, apalagi Kak Zein."

Between Love And Ideals (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang