Chapter 30

4.7K 620 673
                                    

Haloooo...
Luar biasa antusias kalian, love banyakkkk-banyak pokoknya mah💜💜
Mood banget baca komenan kalian, maaf ya ga bisa balesin satu-satu🙏

Banyak yang lupa alur banyak juga yang msih inget, pokok makasihhh udah mau nungguin up💜

Jangan lupa vote dan komen dulu, absen siapa yang masih nungguin euphoria up?

Aku rada takut sama part ini, sumpah insecure gatau kenapa:)

°°°

Seharian berkutat didepan laptop membuat mata Vibra pedih, ia membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Jam menunjuk pukul 23.45, penerangan dari segala penjuru sudah mati, hanya cahaya rembulan yang mengintip lewat kaca jendela. Samar-samar ia mendengar derap langkah pelan dari arah tangga.

Vibra yang semula memejamkan mata kini menoleh ke sumber suara, kedua sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman hangat. Melihat kaki jenjang berjalan kearahnya, yang ia yakini adalah Vio.

"Kenapa sampai larut malam baru pulang?"

Bukan, suara itu bukan Vio.

Suara saklar lampu disusul nyalanya lampu ruang tamu cukup mengejutkan Vibra, dia merubah posisinya menjadi duduk.

"Banyak kerjaan yang nggak bisa ditinggal dikantor," jawabnya, Fara mengangguk paham.

"Kenapa belum tidur?"

"Em, La-par," Fara kikuk.

Pandangan Vibra turun ke perut Fara yang masih terlihat rata. Sejenak ia tersadar, Fara tengah mengandung darah dagingnya.

"Aku mau masak nasi goreng, mau sekalian aku bikinin?" Tawar Fara.

"Boleh,"

"Kalau gitu, kamu bersih-bersih dulu aja sambil nunggu makanan nya jadi," ucap Fara, dia begitu bersemangat untuk membuatkan makan malam suaminya, ralat, calon suami.

Cahaya temaram kamar membuat suasana terasa sepi dan hening, Penerangan kecil dari lilin aroma terapi yang bertengger di atas meja menambah kesan sendu pada setiap sudut ruangan.  Dengan menatap wajah polos sang istri saat tidur, cukup menghilangkan penat ditubuhnya. Vio terlihat sangat menikmati tidurnya dengan memeluk kedua putranya.

Wajah teduh dan tenang, raut yang selalu Vibra rindukan setiap harinya. Tangannya terulur mengusap pipi Vio, terdapat bekas air mata yang hampir mengering. Rupanya perempuan itu masih sering menangis. Tentu saja karna kesalahan dirinya.

Tidak tega untuk membangunkan istrinya, Vibra memilih untuk segera beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih, setelah itu ia putuskan untuk makan malam.

Aroma nikmat nasi goreng tercium ketika Vibra menuruni tangga, lantas ia bergegas menuju dapur. Dua piring nasi goreng sudah tersaji diatas meja, ada Fara yang juga sudah menunggu kedatangannya.

"Aku nggak tau rasanya enak atau enggak, tapi semoga aja kamu suka," ucap Fara.

Vibra menarik kursinya lalu duduk berhadapan dengan Fara, satu suapan ia coba, tidak terlalu buruk. Lumayan enak meski tidak senikmat buatan Vio. Saat hampir suapan terakhir, tiba-tiba Fara berlari menuju wastafel, reflek Vibra mengikutinya.

Fara memuntahkan semua isi perutnya, Vibra yang tidak tega tangannya terulur untuk membantu memijat tengkuk Fara.

"Maaf," ucap Fara lirih, setelah merasa membaik.

EUPHORIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang