Chapter16

23.1K 1.5K 126
                                    

Happy reading

   Gerimis disore hari tidak membuat Vio kasihan dengan suaminya yang bolak-balik memutari halaman rumah. Vio sibuk makan buah mangga bersama Al sambil memandangi Vibra yang sudah basah kuyup. Vibra tersenyum lebar saat lewat didepan Vio, bukan senyum tulus melainkan senyum ternistakan. Jujur, Vibra nggak mau hujan-hujanan kaya gini, tapi mau gimana lagi kalau nolak bakal dimarahin terus-terusan.

   "Vibra kurang cepat larinya!" Pekik Vio.

   "Papa lemot deh," celetuk Al dengan mulut penuh dengan buah mangga.

   Vibra menghela napas, ternyata punya istri galak, dan anak super nyinyir, cukup menyedihkan.

   "Iya istriku sayang," ucap Vibra, mengulas senyum.

   Kepala Vibra terasa nyut-nyutan, mungkin efek terlalu lama hujan-hujanan. Ia memilih untuk menghampiri istri dan anaknya.

   "Udah yah, capek."

    Vio menyipitkan matanya menatap Vibra.
"Tapi besok lari lagi ya," Vibra menganga nggak percaya, masih ada siksaan besok.

   "Kamu sebenernya kenapa sih, minta aneh-aneh. Kamu hamil? Kenapa tumben minta mangga muda?"

   "Emangnya cuma orang hamil yang boleh makan mangga muda." Desis Vio. Vibra langsung diam.

   "Hamil? Belalti dipelut mama ada dedek bayinya dong?"

   "Al mau liat dedek bayinya mama," ucap Al sambil menepuk pelan perut Vio.

   "Enggak ada dedek bayinya Al,"

   "Yah,"

   "Kalau kamu beneran hamil gimana?" Tanya Vibra.

   "Ya nggak gimana-gimana, hamil ada suaminya kok repot," ujar Vio kemudian mengajak Al untuk masuk. Vibra mengekor dibelakangnya.

****

   Usai membereskan pakaian Vio menemani Kedua putranya untuk belajar. Bukan hal sulit baginya mangajari El dalam membaca maupun menulis, sekali menjelaskan El langsung paham. Berbeda dengan Al, harus ekstra sabar dan perlu diulang tiga kali kalau ngajarin Al. Seperti sekarang,  Vio sibuk membujuk Al yang ngambek gara-gara nggak bisa nulis.

   "Al, mama ajari sekali lagi ya. Pasti nanti bisa kok," ucap Vio lembut sambil mengusap puncak kepala Al.

   "Nggak mau." Ucap Al dengan bersedekap.

   "Gantengnya ilang lho kalau marah," Al tidak menjawab, matanya mulai berkaca-kaca.

   "Sayangggg..." panggil Vibra yang tiba-tiba muncul mengagetkan Vio.

   "Lhoh biang nyinyir kenapa nangis?" Tanya Vibra pada Vio.

   "Nggak usah ngeledek," tegur Vio.

   "Hiks...mama," Al langsung memeluk Vio, menyembunyikan wajahnya.

   "Al nggak usah nangis, nanti El ajalin ya," ucap El mengusap punggung adiknya untuk menenangkan. Tapi, Al malah menangis kencang.

   "Stt...kecebong papa, masa nggak bisa nulis aja nangis,"

   "Al hiks...mau coklat hiks...sama es klim,"

   "Lhah? Ngambek tapi banyak maunya. Yaudah yuk beli," ajak Vibra.

   "Aaaku juga mau, pengen cireng sama batagor juga," timpal Vio.

   Vibra cengo. Nawarin anaknya eh emaknya ngikut.

   "Al, El pakek jaket dulu ya,"

   Setelah selesai memakai jaket dan berganti celana, Vibra langsung mengambil kunci mobil diatas nakas. Mereka bergegas berangkat.

EUPHORIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang