Chapter 25

17.4K 1.5K 439
                                    

Anyeong heloo... masa depan duniaaaaa....

Happy reading.

****

Hari ini saat dimana Fara datang untuk tinggal di rumah Vibra. Vibra bersama Areta dan beberapa pekerja menyambut kedatangan Fara. Tapi tidak dengan Vio yang masih berbaring ditempat tidur. Areta mempersilahkan Fara untuk masuk, meski ada rasa benci yang menjalar namun sesama seorang wanita yang tentunya dirinya lebih tua ia tidak bisa jika harus terus terang menyalahkan dan membenci Fara. Dengan sedikit memberi rasa pengertian dan perhatian kecil pada Fara, Areta berusaha mencairkan suasana pasalnya Vibra sejak tadi hanya berdiri seperti patung.

"Nenek," pekik Al sambil berlari dari atas tangga.

"Al jangan lari nanti jatuh," tegur Areta sambil menggeleng. Fara yang merasa canggung hanya tersenyum tipis.

"Tante cantik, ke sini mau cali mamaku ya?" Al yang sudah mengenal siapa Fara tentu tidak malu untuk bertanya, ia menggaruk pipi gembulnya karna tak kunjung mendapat jawaban.

"Al, Mama sama El mana?" Tanya Vibra.

"Di kamal, nanti juga tulun kok." Sekejab kemudian. "Itu dia Mama sama El," pekik Al sambil menunjuk ke atas tangga, mereka yang ada di sana menoleh ke tempat yang Al tuju.

Fara dapat melihat Vio yang tersenyum tipis padanya, senyum tulus yang berhasil memporak porandakan hati. Vio masih bisa tersenyum meski Fara sudah menghancurkan rumah tangganya. Malu, itu yang Fara rasakan saat ini.

"Ayo ke atas, bunda sudah menyiapkan kamar untuk kamu," Fara menatap tangan yang baru saja menggenggam tangannya. Ia mengikuti setiap langkah wanita paruh baya yang kini ada disampingnya, tangan hangat ini mengingatkan akan sosok almarhum mamanya.

"Vibra, kamu bawa kopernya ke atas," titah Areta pada sulungnya.

Areta tersenyum ketika matanya bertatapan dengan Vio, dia sangat tau menantunya itu tengah menahan isak tangis. Dia tau, Vio tidak sekuat yang orang lain pikirkan. Terlihat jelas manik coklat Vio yang berkaca-kaca.
"Vi, kamu udah baikan? Istirahat saja kalau masih pusing,"

Vio menggeleng samar, "enggak bunda, aku udah lebih mendingan."

"Nene, tante cantik mau tinggal di sini, ya?" Tanya Al masih penasaran.

"Iya, tante Fara bakal tinggal di sini."

"Kok tinggal di sini, enggak punya lumah ya?" Kini El yang bersuara. Pertanyaan polos El tentu membuat Fara malu, risih, dan sadar diri, memang tidak seharusnya dirinya ada di sini sekarang.

"El, nggak boleh ngomong kaya gitu, ya. Tante Fara tinggal di sini biar mama ada yang nemenin dan nggak bosen kalau di rumah." Alibi Areta, Al dan El yang masih anak-anak pun hanya mengangguk percaya.

Mereka sama-sama memasuki kamar tamu yang terletak di sebelah kamar Vibra dan Vio. Kamar yang sudah tertata rapi dan bersih. Vibra meletakkan koper di sini ranjang, dia kemudian keluar bersama Al dan El. Tersisa Vio, Fara dan Areta di dalam ruangan itu. Keheningan sempat membungkus ketiganya, cukup lama Vio menatap wajah Fara, wajah yang selalu ia lihat ceria namun kini nampak begitu menyedihkan. Begitupun dengan Fara, dia tidak mampu menatap Vio, malu, ia hanya bisa menatap kaki Vio.

"Fara, kamar ini milik kamu sekarang, mulai hari ini kamu akan tinggal di sini. Mungkin sulit untuk kamu terima, sama, kami pun juga sulit untuk menerima kenyataan ini. Tapi mau bagai mana lagi, semua sudah terlanjur." Areta berhenti sejenak.
"Bunda harap kamu bisa mengerti keadaan sekarang, kamu memang tidak ada status apa-apa di sini. Tapi sekarang, kamu tanggung jawab Vibra dan Bunda juga."

EUPHORIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang