Happy reading.
Siang ini Vibra sibuk berkutat dengan laptopnya, selain dirinya harus menyelesaikan tugas kuliah. Ia juga harus menghandle meeting di kantor. Suara ketukan pintu membuyarkan kefokusanya.
"Masuk!" Ucap Vibra, masih setia memandang laptopnya.
"Vib ada orang yang nyari lo didepan," ucap asisten pribadi Vibra, Daniel. Ia memang cukup akrab dengan Vibra karna mereka masih seumuran, dan Vibra juga tidak penah menuntut Daniel untuk berbicara secara formal padanya meskipun Daniel masih baru.
"Ganggu lo, tinggal suruh masuk aja."
"Masalahnya orangnya nggak mau masuk kalo bukan lo yang nyambut,"
"Oh," singkat Vibra.
"Oh doang?! Harus gue apain itu bapak-bapak?" Tanya Daniel yang sudah greget sendiri.
Mendengar kata 'Bapak-bapak' Vibra Langsung menghentikan aktivitasnya, sebenarnya ia sudah ada janji tadi, dengan rekan bisnis Almarhum ayahnya. Vibra tak tau apa yang akan dibicarakan, namun ia juga tak bisa menolak ajakan Doni yang terkesan memaksa dan serius.
"Gue duluan." Ucap Vibra kemudian cepat-cepat keluar untuk nemui Doni.
Vibra menyambut dan mempersilahakan Doni untuk segera masuk ke ruang kerjanya. Ia sendiri juga merasa canggung karna ini baru kali kedua mereka bertemu, Vibra masih ingat dulu saat dirinya baru duduk di bangku SMA kelas Xl, saat itu om Doni berniat menjodohkannya dengan putrinya yang baru sekolah di luar negri. Namun orang tua Vibra lebih dulu menjodohkan Vibra dengan Vio. Jadi, orang tua Vibra menolaknya.
"Silahkan duduk om," ucap Vibra ramah.
"Wah sudah dewasa sekali kamu sekarang,"
"Iya om,"
"Gimana dengan kuliahmu, lancar?"
"Lancar om, bentar lagi selesai,"
"Bagus," ucap Doni sambil menepuk bahu Vibra.
"Gimana Udah siap menikah?, udah saatnya lho kamu berkeluarga," Tambahnya.
Vibra tersenyum kecut mendengar penuturan Doni. "Maaf, om sendiri udah tau kan kalau aku udah nikah, udah punya anak dua lagi,"
Doni tertawa hambar, "Satu istri memang cukup? Nggak ada niatan poligami? Kamu termasuk pengusaha muda yang sukses, pasti banyak wanita diluar sana yang ngantre," Ucapnya santai sambil mengusap dagunya.
"Maaf om, satu aja cukup." rahang Vibra mengeras mencoba menahan emosinya.
"Ahahaa, santai saja kamu pasti sebenarnya mau kan tapi hanya takut dengan istri? Vibra...Vibra, istri kamu nggak akan keberatan kalau kamu kasih uang belanja banyak."
"Maaf om istri saya bukan penggila uang, dan sampai kapan pun aku nggak akan pernah mau poligami!. Sebenarnya kedatangan om kesini ada perlu apa, aku sibuk banyak kerjaan,"
"Om cuma mau mengundang makan malam, syukuran setelah anak om Wisuda, Bulan depan. Kamu harus datang, nanti om kenalkan dengan putri om yang cantik dan berpendidikan. Siapa tau kamu berniat untuk~"
Vibra segera menyela. "Saya akan datang nanti, Silahkan om boleh keluar. Saya masih banyak kerjaan!"
****
Siang ini Vio bersama ibu mertuanya tengah membuat manisan dan acar, Vio sibuk memotong buah mangga dan mentimun, sambil sesekali melirik kedua putranya yang asik bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA [Completed]
RomanceWarning: Young Adult 🔞 "Mulut kerap mengatakan benci, namun hati tak dapat membenci" . . . . . Sequel me and my bad husband. Follow dulu sebelum baca....