chapter 35

5.2K 581 314
                                    

Haloo bestie... Di jam berapa kalian baca?

Spam Vote dan komen sebanyak-banyaknya😚

Ayok siapa yang nggak sabar buat hujat Vibra☝️

***

Capek banget ya rasanya bertahan dengan hubungan yang toxic. Sekarang bukan sekadar hubungan pacaran atau kisah cinta monyet, yang Vio hadapi adalah masalah rumah tangga yang begitu rumit. Munafik memang jika dirinya mengatakan baik-baik saja.

Kenapa ujian selalu datang menghampirinya? Apa mungkin Karna tuhan tau dirinya mampu menghadapi semua ini, layaknya perempuan tegar. Bagi Vio, kehilangan seorang Vibra bukan lagi hal yang ia takutkan. Kini, perasaan cinta itu kian memudar seiring  berjalannya waktu. Rasa sakit yang Vio rasakan mampu merubah semuanya. Jangan pernah salahkan Vio, karna beberapa kali dia memberi kesempatan untuk suaminya itu namun kembali dikecewakan.

Satu fakta yang Vio ketahui baru saja, ketika dokter mengatakan bahwa dirinya kemungkinan tak lagi bisa memiliki keturunan. Hal itu menjadi pukulan hebat, lagi-lagi ia harus berdamai dengan dirinya sendiri. Entah cobaan apa lagi yang harus ia terima nanti, Vio benar-benar lelah. Ingin rasanya mengakhiri hidupnya saat ini juga.

Vio tidak sendirian, sosok kedua orang tuanya masih selalu menemaninya. Tak henti-hentinya mereka memberi dukungan untuk Vio agar lekas pulih.

Untuk keputusan perceraian itu sepenuhnya keputusan ada ditangan Vio. Mereka tidak mau Vio semakin merasa terbebani, meskipun mereka sendiri tidak menginginkan perceraian itu terjadi.

"Mommy tau, Vibra itu sebenarnya sangat mencintai kamu Vi. Dia nggak mau kehilangan kamu, tapi keadaan yang buat dia ragu dan harus mengambil keputusan seperti itu." Tutur Silla.

Vio hanya tersenyum kecut, nggak ada  alasan apapun lagi yang mau ia terima. Vibra egois dengan keputusannya, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Mom, jadi single parent kedengarannya nggak buruk. Dari pada harus pura-pura tegar dan baik-baik aja,"

"Tapi Al dan El masih kecil, kasihan mereka yang nggak tau apa-apa harus  ngeliat orang tuanya pisah. Kamu pikirin dampak negatifnya buat mereka kedepannya,"

"Apa aku nggak berhak bahagia mom?" Tutur Vio menatap kedua mata mommynya.

Usapan lembut tangan orang terkasih membuat Vio semakin deras menumpahkan air matanya. Tapi buru-buru ia menghentikan tangisannya, bukankah ia sudah berjanji tidak akan menangisi Vibra lagi. Sesakit apapun rasanya, ia tetap harus tersenyum dan menyelesaikan semua ini, ya itu tekat Vio saat ini.

***

Sekitar satu bulan lebih menjalani perawatan, kini Vio beserta kedua putranya sudah sepenuhnya pulih. Ia tetap tak lagi tinggal bersama Vibra sejak kepulangannya dari rumah sakit. Kembali pada orang tuanya menjadi tempat terakhir yang Vio tuju.

Hari ini tepat hari dimana Vio mengajukan surat permohonan perceraiannya. Dengan ditemani Adam dan kedua orangtuanya. Setelah resmi bercerai nanti, Vio berniat untuk meninggalkan kota ini, ia ingin membuka lembaran baru. Menjalani hari-harinya dengan status baru bersama kedua putranya, sepertinya sangat menyenangkan. Ya semoga saja.

Seusai dari pengadilan Vio tak langsung pulang, ia sempatkan untuk ke toko kue milik Areta. Rasanya baru beberapa hari tak berkunjung, tapi Vio sungguh merindukan kue buatan ibu mertuanya itu. Ia sendirian sekarang, Adam dan orang tuanya pulang lebih dulu, Vio memang sengaja tak memberi tahu mereka jika dirinya akan ketempat ini.

Kedatangan Vio disambut hangat oleh Areta, perempuan paruh baya itu tidak mengetahui soal rencana perceraian Vio. Bahkan Areta tidak tau kalau sekarang Vio tak lagi serumah dengan Vibra, karna sekarang Areta memilih untuk tinggal di toko kue bersama Fara. Tentu dengan alasan demi kebaikan rumah tangga Vibra dan Vio.

EUPHORIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang