Chapter13

23.6K 1.5K 93
                                    

Happy reading

"Mamam ayok pulang, papa dilumah cendilian el mau cama papa," sejak sampai dikebun binatang el selalu saja meminta pulang.

"Nanti ya sayang, ini baru sampai lhoh katanya mau liat harimau." Vio mencoba menengkan el.

"Lhoh kok el mau pulang kan baru aja masuk liat tuh al aja seneng banget," ucap silla.

"Nene el mau pulang main cama papa." Ucap el memelas.

El menenggelam kan wajahnya didada vio "papa..." lirih el sebelum terisak menangis, seperti ini lah el saat jalan-jalan kalau tidak bersama vibra pasti akan menangis mencari papanya.

"Cup...cup cucu nenek yang ganteng kok cengeng, al aja nggak nangis lhoh,"

"Ini el kenapa nagis?" Tanya areta yang baru saja kembali setelah menuruti al untuk berkeliling melihat aneka hewan.

"Biasa bun, manjanya kumat nyariin papanya."

"Coba kamu telpon aja, minta vibra kesini sekarang." Vio mengangguk menerima saran dari ibu mertuanya.

****

"Papa mana?"

"Sebentar sayang nanti papa kesini yah, udah dong jangan nangis." Ucap vio menusap pipi gembul putranya.

"Papa!" Pekik el kala melihat vibra berlari kearahnya.
peluh membasahi dahi vibra tentu saja karna lari terburu-buru.
El langsung memeluk leher vibra saat sudah berada dalam gendongan papanya. "Papa," ucap el lirih.

Vibra mengusap kepala el "katanya, tadi nggak mau sama papa,"

El semakin mempererat pelukanya "papa...,"

Dalam hati vibra berteriak kegirangan, masih ada kesempatan untuk dimaafkan karna satu kecebong sudah luluh tinggal kecebong satunya lagi dan induknya.

"Yasudah yuk lanjut kelilingnya," ajak silla.

Dua jam berlalu mereka memutuskan untuk segera pulang tapi sebelum itu mampir ke kedai pinggir jalan atas permintaan vio.

"Kamu ngajakin aku ML?" bisik vibra di sebelah telinga vio.

"Ini tempat umum, mau aku gampar hah."

"Galaknya, sukanya berburuk sangka sih."

"Bodo amat,"

"Maksud aku tu, ML itu mecel lele, nih buktinya kamu ngajakin makan di tempat kaya gini, aku masih bisa kali beliin kamu makanan mahal ."

"Makan tuh makanan mahal, nggak doyan." Ujar vio sambil masuk ke kedai pecel lele, meninggalkan vibra yang masih berdiri menggendong el yang sudah tidur.

"Udah lama ya nggak jajan di pinggir jalan," ucap areta.

Silla terkekeh "Iya, jadi ingat masa muda pas SMA, kalau pacaran jajannya pecel lele,"

"Sama, vio juga, dulu waktu pacaran ngumpetnya di warung pecel lele," timpal vio.

"Masa sih, kok aku nggak pernah ngerasa ngajakin kamu makan di warung kecil dulu?"

"Nggak usah PD! Emangnya aku pacaran sama kamu apa. Aku juga pernah, jalan sama cowok, yang lebih ganteng dari kamu kali." Sungut vio.

"Kalian marahan ya?" Tanya silla dan areta bersamaan.

"Enggak."
"Iya."

Vibra tidak merasa marahan tapi vio nya aja yang masih dalam mode ngambek.

"Papa natal nek, telus mama malah deh cama papa." Sahut al.

EUPHORIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang