Terlihat seorang gadis berlari kesusahan sembari menaikkan sedikit gaun bunga-bunga yang ia kenakan. Gadis itu berlari tergopoh-gopoh menuju belakang kastil. Di sana terdapat jalan setapak yang menghubungkan kastil dengan taman bunga. Tempat yang menjadi favorit gadis itu ketika ingin menyendiri.
Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum keluar dari gerbang belakang kastil. Jarak antara kastil dan taman bunga cukup jauh jika di tempuh dengan jalan kaki. Tapi gadis itu tidak menyerah, terus berlari hingga beberapa menit kemudian ia telah tiba disana.
Matanya menyapu seluruh taman, berusaha menemukan sosok disana. Nihil, ia tidak menemukan siapapun. Gadis itu menghela nafas kecewa lalu duduk disalah satu bangku, menunggu beberapa saat tidak ada salahnya.
"Nora!" Seseorang mengangetkannya dari belakang
"Ah kau mengagetkanku" gerutu gadis itu sembari mengelus dadanya
Sosok tadi tertawa lalu ikut duduk disebelahnya "ada apa? Apa kau sudah rindu lagi padaku?"
"Tidak" sahut Nora
"Lantas apa? Kenapa tumben sekali kau mengajakku bertemu disini?"
Nora terlihat resah membuat si lawan bicara mengerutkan dahi kebingungan.
"Ada apa? Katakan saja!" Ujar Aaron pelan
"Itu terjadi" Nora menunduk menatap sepatunya yang bertahtakan berlian
"Apa?"
Nora mengangkat pandangannya, gadis itu bergeser hingga berhadapan dengan Aaron. Nora menatap Aaron penuh harap.
"Apa kau mau bertanggung jawab?"
Aaron diam, berusaha mencerna dan menebak kemana arah pembicaraan Nora. Ah, sialan. Firasatnya benar-benar buruk kali ini.
"Katakan yang jelas, Nora"
Nora berdiri "apa aku harus menjelaskan jika diriku hamil?" Teriak gadis itu
Aaron terkejut. Bagaikan di sambar petir di tengah gurun pasir, Aaron tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Nora. Laki-laki itu ikut berdiri, menaruh kedua tangannya di bahu Nora.
"Katakan. Siapa yang telah melakukan ini padamu?" Tanya Aaron
Nora menatap Aaron tak percaya "apa kau bilang? Jelas itu diri mu Aaron! Aku tidak pernah melakukannya dengan orang lain. Kau pikir aku apa?" Jerit Nora frustasi. Bagaimana bisa Aaron tidak mengakui perbuatannya
Aaron mendesah "kita hanya berbuat satu kali. Apa itu mungkin?"
"Dan bagaimana kau bisa tahu?" Lanjut laki-laki itu
Nora memalingkan wajah, mengusap titik air matanya "menurutmu dari mana aku bisa tahu?" Nora balik bertanya membuat pikiran Aaron semakin kemana-mana
"Kau—"
"Apa kau pikir aku sebodoh itu Aaron? Aku pergi ke dukun di tengah hutan sana sendiri hanya demi mengetahui kehamilanku"
Kedua bahu Aaron turun. Laki-laki itu bingung. Tentu saja, hal ini sama sekali tidak ia inginkan. Tapi semua sudah terjadi, yang harus ia lakukan sekarang hanya mencari jalan keluar terbaik.
Sangat tidak mungkin ia mengaku pada ayahnya jika ia telah menghamili Nora. Pasti kepalanya langsung terpisah dari badannya detik itu juga. Dan membayangkan bagaimana respon keluarga Nora. Ah astaga Aaron tidak bisa membayangkan terlalu jauh dan itu mengerikan.
"Ayo duduk dulu, kita cari jalan keluar" Aaron menuntun Nora untuk duduk, sesekali gadis itu masih terisak membuat Aaron iba.
Aaron menarik nafas panjang, lalu berfikir cara paling baik juga tidak berisiko tinggi. Beberapa saat kemudian Aaron menyeringai.
"Nora. Apa kau tahu pangeran Dante?"
Nora menyipitkan matanya "pangeran Dante yang mana yang kau maksud?"
"Ah iya aku lupa. Yoshi maksudku pangeran Yoshi"
"Kenapa kau malah membicarakan pangeran Yoshi? Aku ingin kau bertanggung jawab atas bayi ini, Aaron!"
"Sebentar. Dengarkan aku dulu" bujuk Aaron sabar, Nora tidak menyahut apapun.
"Ku dengar kau menyukainya? Apa masih?"
Nora menoleh dengan tatapan tajam "apa yang sedang kau bicarakan?"
"Jawab pertanyaanku!"
Nora menghela nafas, jengkel dengan Aaron. "Iya aku masih menyukainya"
Aaron menjentikkan jarinya "apa kau sudah mendengar kabar bahwa pangeran Yoshi akan menikah dengan putri Lucia?"
"Apa?"
Laki-laki itu tersenyum tipis "apa kau rela pangeran Yoshi menjadi milik orang lain?"
"Tentu saja tidak! Pertanyaan apa itu?"
"Nora. Aku tahu sebenarnya selama ini kau tidak pernah menyukaiku. Mungkin kita hanya saling mengeringkan luka,"
"Aku juga menyukai putri Lucia. Aku pun tidak rela dia menjadi milik orang lain. Kau tentu tahu bukan jika pada masa kecil aku tinggal di pulau Tandore dan bertemu dengan putri Lucia hampir setiap hari"
Nora terus memperhatikan. Sepertinya ia telah mengerti maksud dari Aaron.
"Mari gagalkan pernikahan itu" ujar Aaron menatap Nora dalam
"Kau pergilah ke istana dan mengaku bahwa bayi itu adalah bayi dari pangeran Yoshi"
"Kau gila? Kau ingin aku di gantung oleh raja Nayuta?" Bisik Nora
"Aku akan membantumu sampai semua selesai. Aku akan meminta bantuan kakekku yang berada di Nuvoleon"
"Nuvoleon? Bukankah itu desa yang berada di pengunungan? Aku baru tahu jika kakekmu tinggal disana" pikir Nora
"Kau tidak perlu tahu sejauh itu. Kau hanya perlu mengikuti instruksi dari ku" Aaron mengangguk
"Apa rencanamu Aaron?"
Aaron menyeringai lalu menarik Nora agar mendekat. Laki-laki itu berbisik sesuatu, kedua bola mata Nora melebar kaget. Lalu berikutnya gadis itu ikut menyeringai seperti Aaron.
"Bagaimana?"
"Apa kau seorang panglima perang? Idemu sangat brilian"
Aaron tertawa nyaring "apa kita harus melakukannya sekali lagi sebelum berpisah?" Laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya
Nora melingkarkan kedua tangannya di leher Aaron "aku pasti akan merindukanmu yang berengsek ini" gadis itu mengecup bibir Aaron singkat
"Aku juga pasti merindukanmu yang nikmat ini"
Dan setelah itu Aaron membawa Nora pergi.
*****
Story baru mulu ya perasaan. Yang udah-udah belum kelar padahal. Hehe maapkeun
Ff ini tercipta hanya karena seorang Yoshinori muncul terus di fyp tiktok aku. Sesimple itu. Yah aku harap kalian suka ya, mungkin yang kali ini akan benar-benar aku selesaikan.
MUNGKIN.
Jangan lupa vote dan komen. Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ICE PRINCE YOSHINORI [END✔️]
FantasyPART MASIH COMPLETE. BACA SEBELUM DI UNPUBLISH ⚠️⚠️⚠️⚠️ UNTUK DI BACA BUKAN DI TULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH!!!! [JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMENT] Cover from Twitter: @.yoshi_forluv Yoshi Dante Anderson adalah seorang putra mahkot...