CHAPT 23

1.3K 241 3
                                    

THE ICE PRINCE YOSHINORI



Ketika keluar dari kamar, Yoshi dan Lucia kaget melihat Nora berada didepan pintu kamar dengan sebilah pedang dan busur di masing-masing tangannya. Gadis itu juga membawa sekantung anak panah.

"Kenapa kau disini? Bukankah Lucia menyuruh untuk diam di istana dua?" Tanya Yoshi

Nora menunduk dengan perasaan bersalah yang membelenggu hatinya. Apalagi ketika melihat Lucia. Sebagai sesama perempuan, Nora tentu tahu apa yang di rasakan Lucia selama ia tinggal di istana.

Benar, gadis itu memang tidak pernah menegurnya. Tapi Nora sangat paham sebenarnya apa yang diinginkan oleh Lucia. Nora sempat gelap mata karena perhatian yang di berikan oleh Yoshi tanpa dia ingat bahwa Yoshi seperti itu karena pengaruh ilmu hitam yang di bawanya.

Sejatinya laki-laki itu tidak pernah bisa ia miliki meskipun sekeras apapun Nora berusaha.

"Izinkan saya menebus kesalahan saya selama ini, Yang Mulia." Ujar Nora

"Apa yang kau bicarakan?"

"Izinkan saya untuk ikut melindungi istana ini sebagai bentuk hukuman kepada saya,"

"Selama ini apa yang saya lakukan salah. Saya membawa ilmu hitam ke istana ini untuk mengikat anda, Yang Mulia." Nora menggeleng berusaha menahan air matanya

"Lady Nora. Kau tahu ini bukan latihan, ini perang sungguhan." Jawab Lucia

Nora mengangguk samar "saya tahu. Saya hanya ingin menebus kesalahan saya yang sudah kelewat fatal."

Yoshi menghela nafas "tidak perlu. Kau bisa menebusnya nanti. Sekarang kembalilah ke istana dua. Apa kau tidak memikirkan Gale?"

"Saya bahkan tidak pantas disebut sebagai ibu."

"NORA!" Bentak Yoshi

Nora mengangkat pandangannya, berusaha menatap kedua netra Yoshi. Seklera laki-laki itu mulai menghitam yang artinya ia sedang marah.

"Nora. Kau kembali saja ke istana dua, ayo aku antar." Tawar Lucia

"Tidak lady." Nora menggeleng tegas "mungkin hanya dengan ini saya bisa menebus kesalahan saya. Jadi tidak mungkin saya sia-siakan kesempatan ini."

Gadis itu kemudian maju mendekati Lucia "lady saya menitipkan Gale. Tolong jangan benci anak itu, dia tidak bersalah." Lirihnya, setelah itu Nora berlari keluar istana tidak lagi menghiraukan teriakan marah Yoshi.

Lucia mengelus punggung Yoshi untuk meredam amarah laki-laki itu.

"Sudah sudah. Sekarang kita mulai semuanya,"

Yoshi menghela nafas lalu mengangguk. Laki-laki itu turut berlari ke luar istana untuk menyusul Nora.

Yoshi sama sekali tidak yakin jika Nora bisa menggunakan pedang dan panah. Meski telah menipunya, Yoshi masih memiliki hati nurani untuk membiarkan Nora terjun ke medan perang. Ia tidak sekejam itu. 

Sedangkan Lucia pergi ke istana tiga untuk bersiap. Tadi ia sempat mendengar salah satu pengawal yang melapor kepada Yoshi bahwa istana kekurangan prajurit karena banyak yang gugur.

Mereka menyerang tengah malam dimana posisi para penjaga istana yang tidak siap. Tentu saja istana kocar-kacir menghadapi prajurit gila itu.

"Arthur. Aku akan menggunakan belati itu, jadi berikan semua kekuatan mistikku." Gumam Lucia

Begitu membuka pintu kamarnya Lucia terperanjat melihat Harvey yang duduk di pinggir ranjangnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Lucia sembari berjalan menuju almari dimana belati itu ia simpan.

THE ICE PRINCE YOSHINORI [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang