CHAPT 9

1.3K 260 14
                                    

THE ICE PRINCE YOSHINORI



Lucia baru saja menjejakkan kakinya di halaman istana tiga setelah menyapa pangeran Yoshi. Gadis itu berdiam diri sembari menatap penuh minat pada buku yang ada di tangannya. Lucia tidak sabar untuk segera membaca isi didalamnya.

"Lady lady. Anda baru dari mana saja? Saya khawatir anda lama sekali," Emilie tergopoh-gopoh menghampiri Lucia. Segera Lucia menyembunyikan buku itu di balik badannya.

"Ah aku baru saja bertemu dengan envoy yang di kirim oleh kakakku dan mengobrol sebentar."

"Lady baik-baik saja?" Kedua mata bulat Emilie menelisik wajah Lucia

"Ya. Aku baik-baik saja. Baiklah aku ingin istirahat dan meneruskan sulamanku. Aku sedang tidak ingin di ganggu, jadi kau bebas tugas hari ini." Ujar Lucia

"Benarkah lady?"

Lucia mengangguk kuat "tentu saja."

Setelah itu Lucia berjalan masuk melewati Emilie yang sepertinya masih terkejut dan tidak biasa mendengar perintah seperti itu. Lagi pula meskipun di bebas tugaskan oleh Lucia ia tidak tahu harus melakukan apa.

Lucia melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamarnya. Ia masuk kedalam kamar lalu tidak lupa mengunci pintunya. Ia benar-benar tidak ingin di ganggu.

Gadis itu memilih tempat di samping jendela, tidak ada alasan khusus hanya saja Lucia merasa membaca buku di dekat jendela itu menyenangkan.

"Baik mari kita lihat apa saja isi buku ini," Lucia duduk di bangku lalu tangannya membuka sampul buku tersebut.

Lagi-lagi ada pesan dari Mervyn yang mengatakan

Semoga yang kau pelajari dari buku ini menjadi berguna

"Mervyn, kenapa kau manis sekali." Gumam Lucia, bibirnya mengukir sebuah senyum tipis yang membuatnya terlihat semakin cantik.

Lucia terkejut melihat isi buku itu, sangat lengkap. Sembari membaca dan melihat gambar yang ada, Lucia juga mempraktikkannya. Seperti cara memegang pedang yang benar, mengayunkan pedang, bahkan cara menggunakan panah ada di buku itu.

Bela diri, militer. Semuanya lengkap. Lucia tersenyum sumringah.

******

Tidak terasa hari telah menjadi sore. Awan-awan berbentuk kantung kapas mulai menghiasi langit Voresham dengan indahnya. Setengah dari buku telah Lucia baca. Gadis itu kemudian menyekat lembar terakhir yang ia baca lalu menaruh buku itu di atas meja. Lucia lalu merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.

"Wah tidak terasa aku hampir seharian di kamar membaca buku."

"Tapi sepertinya teori yang aku baca perlu aku praktikkan agar aku semakin paham," gumamnya

Kerutan-kerutan halus di dahinya muncul, kedua alisnya hampir menyatu. Lucia sedang memikirkan sesuatu hingga akhirnya ia menemukan sebuah ide.

Lucia menjentikkan jarinya ke udara "benar. Aku harus praktik. Tengah malam sepertinya bukan waktu yang buruk," senyum di bibir Lucia semakin mengembang.

Ia tidak sabar menunggu tengah malam tiba. Lucia kemudian berdiri dan berjalan menuju almari pakaiannya. Tangannya membuka pintu benda itu kemudian berjongkok memeriksa sesuatu di laci almari. 

Benda panjang yang Lucia keluarkan dari dalam almari itu adalah pedang. Perlahan Lucia menarik pedang itu dari dalam scabbard. Terlihat sangat mengkilap dan tajam. Terdapat ukiran nama seseorang di salah satu sisi bilahnya.

THE ICE PRINCE YOSHINORI [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang