2. Anak Anjing

89 21 8
                                    

'Karena tertarik padamu, nggak pernah ada dalam kuasaku. Kamu terlalu unik untuk nggak dilirik.'

Shaula's Story

~Thierogiara

***

Steve dan Justice selamat, keduanya ternyata cukup kuat melawan para menyekap Willen, bantuan datang namun mereka lebih dulu menyelesaikannya. Karena memang sebenarnya orang-orang itu tidak serius ingin menyenggol geng sekolah Shaula. Shaula baru bisa menenangkan diri setelah mendapat kabar kalau Willen tidak dirawat di rumah sakit. Luka-lukanya tak terlalu berbahaya, tidak ada cedera fatal juga.

Gadis itu keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya yang basah karena dia memutuskan keramas malam ini. Dia mendudukkan diri di atas kasur setelahnya menyambar ponsel yang ada di atas nakas. Beberapa pesan tampak memenuhi papan pesannya.

Namun, sebuah pesan dari nomor baru mengusiknya, siapa?

0867xxxxx :
Hai chokker merah!’

Shaula mengerutkan dahinya, julukan macam apa itu? Dan mereka tak sedekat itu untuk sebuah julukan bukan?

Shaula :
‘Siapa?’

0867xxxxx :
‘Bara.’

Dan kerutan di dahi gadis itu semakin dalam, Bara? Seingatnya dia tak memiliki kenalan bernama Bara.

Shaula :
‘Salah orang kali!’

Bara :
‘Hahaha! Nggak kok.’
‘Tadi ketemu di belakang lapangan perdamaian, di gudang, gue yang ngehajar temen lo.’

Kontan saja sepasang mata itu terbelalak, orang ini tak sedang bercanda kan? Kenapa mulutnya ringan sekali mengatakan hal semacam itu? Shaula tertawa, bisa-bisanya dia berusaha mengakrabkan diri dengan Shaula.

Shaula :
Kita nggak ada urusan ya.’

Bara :
Hahaha!!!’

Shaula lantas melempar ponselnya sembarangan ke atas kasur, dia sendiri berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambut, karena sangat tidak mungkin dia akan tidur dengan rambut basah. Yang ada besok pagi kepalanya gatal dan pusing. Shaula mengabaikan Bara.

Bara :
Lo mencolok banget sih.’
‘Yang pakai kalung anjing kan lo?’
‘Apa gue panggil anjing aja lo?’
‘Anak anjing!’
‘Anak anjing kan imut kayak lo.’

Shaula masih sibuk dengan alat pengering rambutnya, notifikasi ponselnya tertutupi oleh suara mesin pengering rambut.

Bara :
Anak anjing!’
‘Kok lo ngilang sih?’
‘Yaah.’
‘Jangan ghosting gue.’
‘Entar gue beliin chokker sekebon deh.’
‘Canda! Gue miskin!’

Shaula selesai setelah sekitar sepuluh menit, matanya membelalak saat mendapati pesan-pesan dari Bara.

“Gila kali nih orang.”

Shaula's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang