18. Penyembuh

118 12 4
                                    

Karena memang mereka adalah dua manusia dengan keluarga dan latar belakang berbeda, keduanya tak bisa tinggal di bawah atap yang sama. Meski berat Bara harus tetap beranjak dari rumah Shaula, meninggalkan gadis itu dengan segala kedukaannya, bukan jahat, hanya saja memang mereka memiliki kehidupan masing-masing. Bara tak pernah menghabiskan waktu di rumah, maksudnya tempatnya bernaung selama ini. Jika tidak sedang bersama Shaula maka dia akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya di tongkrongan.

“Nggak kerja?” tanya Chiko sembari menyulut rokok dari rokok milik Bara yang sudah menyala lebih dulu.

Teman-teman Bara tahu bagaimana kehidupan Bara dan apa yang dia jalani, jadi dari pada nongkrong, mereka lebih izin jika Bara tidak ikut nongkrong.

“Lagi tutup.”

Yang lainnya hanya mengangguk paham, selain bekerja menjadi SPB, sekarang pekerjaan tetapnya adalah di sebuah percetakan, sebagai kurir, gajinya tidak banyak, tapi dari sana Bara membayar uang kost.

“Bokap cewek gue baru meninggal.”

“Cewek lo yang mana?” tanya Jerry--teman Bara yang lain.

Bara tertawa. “Sebanyak itu?”

“Cewek yang gue kejar di SMA Pengubah Bangsa.”

“Jadi lo pindah gara-gara cewek? Gila!” Willy angkat bicara.

Bara tertawa lagi, memang keputusan soal Shaula adalah hal paling konyol yang pernah dia lakukan, tapi pada akhirnya dia terjebak dan kini dia benar-benar tidak ingin beranjak dari sisi Shaula. Rasanya dia hanya ingin melindungi dan menjadi penambal atas rapuhnya sosok itu.

“Iya dan gue merasa keputusan gue bener.”

“Hampir mati bener lo bilang!” Sky berkata tak terima, ya mereka layaknya anak tongkrongan pada umumnya. Namanya juga cowok, biasanya mengungkapkan rasa peduli dengan sesuatu yang ditutup-tutupi.

“Gue seneng kok, gue sayang banget sama yang ini.”

Roy tertawa. “Bacottt!”

Jadi sebenarnya geng Bara terdiri dari puluhan orang yang tergabung satu sama lain di berbegai tempat. Tapi teman tongkrongan, teman tawuran, temannya menghajar anak orang kalau lagi gabut adalah lima orang itu, diantaranya Chiko, Jerry, Willy, Roy dan Sky.

Willy dan Jerry beragama Budha, sementara Chiko adalah penganut Khatolik, sementara itu Roy dan Bara Islam. Kenapa harus dijelaskan? Karena ya seluar biasa itu pertemanan mereka, tinggi toleransi dan sangat-sangat saling menghargai.

“Gue serius kali ini.” Bara mengungkapkan sebuah omong kosong lagi, tentu itu tak lantas membuat teman-temannya percaya.

Teman-temannya menatapnya aneh, sangat bukan Bara.

“Gue nggak sabar berhadapan sama anak Pengubah Bangsa,” ujar Roy, dia senang bermain-main, apalagi dengan mereka yang katanya kuat.

Bara menatap temannya itu. “Gue udah jadi bagian dari mereka,” ujar Bara.

Willy tertawa. “Lo mau keluar dari wahda?” Wahda adalah nama geng mereka, yang isinya lima orang itu, tapi siapapun yang kedapatan memakai gelang wahda dan mungkin butuh bantuan, teman-teman Bara akan langsung membantu.

“Nggaklah!”

Yang lainnya tertawa, Bara bukan butuh back up, tapi dia dengan teman-temannya sudah seperti keluarga, Bara mungkin tak akan pernah siap jika hidup tanpa mereka.

“Gue nggak mau lo diem aja.” Kali ini Jerry yang berbicara, sebelumnya mereka tak tahu Bara dihajar anak SMA Pengubah Bangsa, karena Bara baru menemui mereka saat luka-lukanya sudah sembuh. Mereka marah, tapi sekali lagi Bara meyakinkan bahwa dia baik-baik saja.

Shaula's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang