24. Hal Baru

28 11 8
                                    


Seharusnya sejak awal Shaula paham dengan ini, Bara pasti mengecewakannya, cepat atau lambat. Cowok itu pasti akan menyakitinya karena memang sejak awal Bara bukanlah sosok yang baik. Bahkan mungkin Shaula hanya tidak sadar kalau selama ini Bara hanya bercanda, mendekatinya hanya karena Shaula berpenampilan aneh, buktinya satu-satunya hal yang cowok itu ingat adalah chokkernya. Semua cowok sama saja, apalagi yang seperti Bara. Spesiesnya menjadi yang paling langka, Buaya paling anjing.

Bara sempat menyangkal soal Yesi dan berusaha menjelaskan pada Shaula bahwa dirinya dan Yesi sudah selesai. Namun, Shaula memutuskan untuk tetap tidak percaya, percaya dengan Bara adalah penyakit, karena pasti Shaula akan kecewa sudah menganggap Bara jujur dengan semua perkataannya.

Shaula sebenarnya ya tak ada rasa ke Bara, tapi tetap rasanya agak kecewa karena sebelumnya cowok itu se-effort itu untuk mendapatkannya. Ternyata Shaula hanya sedang masuk ke perangkap buaya. Shaula memilih mengabaikan pesan-pesan dan panggilan Bara, dia justru membalas pesan dari Zian, Zian adalah sosok yang sudah sejak lama berusaha masuk ke dalam kehidupan Shaula, tapi baru kali ini Shaula merespons baik pesan-pesan yang cowok itu kirimkan.

Dekat dengan banyak cowok, mungkin terdengar murahan, tapi bukankah sekarang cowok dan cewek sebenarnya sama saja? Arsen bisa bertindak sesuka hati padanya, Bara bisa mempermainkannya, maka Shaula juga bisa melakukan hal yang sama ke kaum mereka. Bukan ingin membalas dendam karena itu urusan Tuhan, tapi Shaula hanya ingin melakukan hal yang sama seperti yang dia dapatkan.

Zian :
‘Jalan yuk?’

Baru hari ini sih dekatnya, memang kenal sudah lama, apa Shaula terima saja?

Shaula :
‘Yuk.’

Berhubung dia juga lagi gabut dan sepertinya udara di luaran sana akan menyegarkannya pikirannya, Shaula memutuskan untuk mencoba. Lagi pula Zian cukup tampan, laki-laki itu kandidat kuat calon ketua OSIS yang akan menjabat tahun depan, Shaula akan sangat tersorot jika ketahuan dekat dengannya.

Zian :
‘Oke, gue jemput habis isya.’

Shaula :
‘Okey sipp.’

Dekat dengan tiga cowok? Tapi sesungguhnya yang ada di hati Shaula masih Arsen, kurang beruntung apa Arsen? Bara pentolan sekolah dan sempat mengejar-ngejar Shaula. Zian adalah calon ketua OSIS dan Shaula masih saja menyimpan rapi sosoknya di dalam hati. Memang terkadang manusia bisa setidaktahu diri itu, sudah diberi perasaan terbaik, dengan cara terbaik pula menyakiti perasaan itu. Atau sebenarnya karena Shaula terlalu memberikan rasa, hingga sakitnya juga sangat amat terasa? Entahlah semesta selalu punya cara untuk mencandai manusia.

***

Setelah menunaikan kewajibannya pada Tuhannya, Shaula bersiap. Mungkin Zian bukan cowok yang dia taksir, tapi Shaula akan tetap menghargainya dengan memakai pakaian terbaik, sedikit berdandan dan duduk cantik diteras menunggunya datang.

Zian :
‘Gue jalan.’

Shaula hanya mengangguk tanpa membalas pesan itu, ngomong-ngomong soal jalan, akan ke mana mereka di malam hari seperti ini. Hotel? Aish! Mereka berdua masih dibawah umur. Keliling kota sepertinya akan menyenangkan, makan di pecal lele pinggir jalan juga sepertinya seru, ah tapi pasti Zian sudah mempersiapkan semuanya.

Zian datang dengan motornya yang sangat lakik! Kemudian turun dan izin ke mama Shaula. Shaula berjalan satu meter di belakangnya menuju motor dan kagetnya karena motor Zian tinggi, laki-laki itu menyodorkan tangannya agar Shaula bisa naik dengan nyaman. Belum apa-apa ini, tapi jiwa Shaula sudah bergetar ingin menerima jika ditembak nanti. Hahahaa!

“Pegangan aja, soalnya gue tau nggak nyaman pasti kalau nggak pegangan.” Zian paham motornya sendiri, sama sekali tak ada pegangan belakang dan cukup tinggi pasti tidak nyaman untuk Shaula jika duduk bertumpu pada dirinya sendiri.

Shaula's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang