Prolog

1.9K 96 0
                                    

Seorang gadis cantik yang memiliki mata bulat dengan bola mata yang berwarna kecoklatan itu kini tengah berlari menuju ke dalam kelas barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis cantik yang memiliki mata bulat dengan bola mata yang berwarna kecoklatan itu kini tengah berlari menuju ke dalam kelas barunya. Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas. Sesampainya di dalam kelas ia langsung duduk di tempat duduknya yang terletak tidak jauh dari meja guru.

Aruna Nafinka. Gadis yang lebih sering di panggil aruna oleh teman teman nya itu memiliki rambut yang tidak begitu panjang, mempunyai bola mata yang berwarna kecoklatan dan juga senyuman yang manis membuatnya terlihat sangat cantik. Namun sayangnya ia jarang sekali tersenyum terkecuali dengan orang orang tertentu. Ia juga tipe orang yang jarang bergaul dengan orang lain tetapi ia mempunyai satu sahabat yang sudah ia kenal sejak kecil, yaitu raina putri aqilla.

Aruna langsung membuka novel yang baru ia beli kemarin di toko buku kesukaannya. Di tengah tengah ia sedang membaca buku tiba tiba saja seseorang masuk ke dalam kelasnya dan memanggil nama aruna.

"WOE!!! ARUNA!!!" teriak raina yang langsung berjalan ke arah tempat duduknya, tepatnya di samping aruna. Ya, mereka adalah teman duduk.

"Kebiasaan ah lo!! teriak teriak!!"

"Hehehehe maaf buk.. oh iya btw lo kemarin jadi pergi ke gramedia bareng Jovan?"

"Enggak."

"Loh? kenapa? bukannya si Jovan udah janji?"

"Dia tiba tiba nganterin mama nya pergi arisan."

"Oh.." kata terakhir yang raina ucapkan sebelum menutup sesi tanya jawab nya.

Tidak lama setelah pembicaraan mereka, pak bian yang tak lain adalah guru wali mereka masuk membawa beberapa kertas di tangan nya.

"Selamat pagi anak anak, selamat belajar kembali." Kata pria yang kini tengah berdiri di depan kelas Aruna.

"Selamat pagi pak!!" Teriak siswa siswa yang begitu bersemangat saat akan memulai pelajaran.

"Kalian tau bapak bawa apa ini?."

"Ya gak tau lah pak.. yang bawa kertas nya kan bapak, gimana sih pak. Lucu deh bapak." Sahut salah satu teman aruna, brian.

"Ya gak salah sih, ini bapak bawa formulir pertukaran pelajar."

Tiba-tiba saja kelas yang tadi nya bersuara langsung saja hening seperti tidak ada seseorang pun di dalam ruangan itu.

"Pertukaran pelajar kemana pak? Amerika?" Tanya Aruna yang kini menjadi pusat perhatian teman teman kelas nya.

"Ekhemm gini Aruna, bukan ke Amerika. Tapi ke Bandung."

"HAH?"

"Ih.. bapak bercanda aja deh, terus kita disana tinggal dimana pak? Kalo di hotel saya mau tapi kalo di bawah jembatan, pinggir jalan saya gak mau lah!." Ucap Raina yang kini di iyakan oleh teman teman nya.

"Bukan.. ya nanti kan akan di sediakan asrama."

"Aduhh bapak kita udah kek mondok aja deh."

"Bacot ya kamu Raina."

"Saya mau pak! Kebetulan nenek saya ada di Bandung." Semua mata tertuju ke arah tempat aruna, begitu juga Raina yang kini menatap tajam Aruna.

"Tenang aja, lo tinggal bareng gue aja di rumah nenek."

"Nah ya sudah kalo begitu, berangkat ke Bandung nya 3 hari lagi, jadi persiapkan diri kalian jangan sampai ada yang sakit."

"Pak pak.. kalo untuk ke Bandung nya semua murid ya pak?"

"Bukan lah Brian, hanya anak kelas 11 saja. Untuk kelas 12 akan tetap belajar di sekolah karena mereka akan mempersiapkan ujian mendatang."

"Haha gak bisa bareng Jerry deh lo." Ujar Raina kepada Aruna.



To be continued

Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang