Berharga

302 32 6
                                    


"Jo, menurut kamu bagusan buku nya yang mana?."

"Nar, bagusan ini deh kayaknya lebih lengkap gak sih."

"Nah iya bener banget, haha sehati kita." Jovan dan Nara tiba-tiba tertawa entah kenapa.

"Ck! Apaan sih! Receh banget deh.. ketawa terus!." Ucap aruna yang kini sedang memantau Jovan dan Nara dari kejauhan.

"Kenapa sih lo ar, pake ngumpet gini segala.." tanya hadyan.

"Diem deh dyan!! Lo gak ngerti!."

"Lo kalo suka sama Jovan confess ar.." mendengar ucapan hadyan membuat aruna menatap nya heran.

"Maksud lo apaansih?."

"Ya lo suka kan sama Jovan? Secepat itu ya ar? Habis Malvin sekarang Jovan? Bahkan lo gak liat gue?."

"Hadyan lo gila ya!!."

"Gue cuma belajar jujur ar.. gue ga tau, lo anggap gue ini apa?." Hadyan langsung pergi meninggalkan aruna dari sana.

"Hadyan!!!." Melihat Hadyan yang keluar dari Gramedia, aruna langsung mengejar hadyan.

"Hadyan dengerin dulu!!!." Namun hadyan tetap berjalan tanpa mendengar ucapan aruna.

"Hadyan gue bilang tunggu hadyan!!!."

Hadyan tetap berjalan.

"Kapan sih lo dewasa!? Gimana gue bisa suka sama lo! Kalo pemikiran lo aja masih kayak anak kecil!." Kali ini hadyan menghentikan langkah nya. Ia membalikkan badan nya dan menatap aruna.

"Jadi.. di mata lo, gue anak kecil?." Hadyan tersenyum getir, ia langsung pergi meninggalkan aruna.

Tiba-tiba handphone aruna berbunyi dan tertera nama raina

"Halo? Kenapa rain?."

"APA?!! ya udah.. gue kesana sekarang."












Aruna dan Bandung





"Kenapa lo gak bilang kalo sakit?."

"Gue gak sakit kok."

"Gak sakit tapi muka lo pucet! Vin bisa gak sih lo.. jujur aja sama gue, gak usah bohong." Kini aruna berada di rumah Malvin, tadi Raina menelfon aruna agar ia merawat Malvin yang tengah sakit.

"Lo mau gue jujur?." Aruna terdiam ketika mendengar ucapan malvin.

"Lo mau gue jujur kan?."

"Mal—"

"Gue suka sama lo, gue suka lo Aruna."

Aruna terdiam mendengar ucapan malvin barusan, aruna sekarang benar benar bingung harus mengatakan apa.

"Lo ngomong apa sih vin."

"Lo mau gue jujur kan? Sekarang gue udah jujur, gue suka sama lo aruna."

"Tapi lo pacar Raina, temen gue, sahabat gue."

"Itu masalah nya ar.."

"Lo istirahat aja, gue bakal beliin lo bubur di depan gang." Saat Aruna hendak pergi Malvin segera menahan tangan nya.

"Aruna! Lo gak bakal lama kan?." Aruna menatap Malvin lalu melirik tangan Malvin yang masih memegang tangan nya.

"Gak kok, lo diem dulu disini, istirahat, gak lama kok." Malvin mengangguk dan melepaskan tangan nya, lalu aruna keluar dari kamar Malvin, di depan kamar Malvin Aruna memegang dada nya yang entah kenapa rasanya sangat aneh.

Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang