Sudah seperti rutinitas hadyan sehari hari sebelum tidur, sama seperti sebelumnya, hadyan selalu menatap langit langit kamar nya dan memikirkan aruna."Lo sesuka itu sama Malvin ar? Apa lo gak pernah lirik ke gue sebentar aja?." Hadyan hanya bisa membuang nafas penuh kekecewaan nya.
"Yaelah, galau mulu lo!." Saat hadyan akan mematikan lampu kamar nya, secara tiba-tiba dion berdiri di ambang pintu kamar hadyan.
"Bang, lo itu tuh kayak tuyul tau gak sih bang."
Dion berjalan ke arah tempat tidur hadyan dan duduk di samping hadyan. "Segitu suka nya lo sama Aruna?." Tanya nya
"Menurut lo? Apa gue gak pantes buat Aruna?."
"Iya, lo gak pantes." Ucap Dion.
"Maksud gue lo gak pantes kalo lagi galau, HAHAHA udah, gue tau semua tentang lo dyan, itik itik gue banyak yang ada di deket lo."
"Maksud lo apa sih bang?."
"Deketin Aruna mulai besok."
"Lo kira deketin Aruna kayak lagi masukin kertas ke air? Gak secepet itu Aruna bisa suka sama gue!."
"Ya kan gue gak ada ngomong dia bakal suka lo cepet? Gue cuma bilang, deketin Aruna pelan pelan, lo bukan lagi ngulek cabe trus lo cicip dyan rasa pedes nya bisa lo rasain langsung. "
"Ngomong apa sih lo bang! Gue gak ngerti!."
"Yeu.. dasar kafir! Maksud gue itu, lo deketin Aruna pelan pelan, Malvin habis jadian kan. Yaudah karena ada lo, lo harus hibur dia, gue yakin dia bakalan ngerasa kalo yang selalu ada buat dia itu hadyan."
"Yang bener lo bang?."
"Ya bener lah! Ngerti gak sih!."
"Ngerti bang cuma gue ragu sama lo. Gak mungkin dia suka sama gue, perhatian aja gak pernah." Ucap Haechan frustasi.
Dion mengambil ponsel nya lalu mencari sesuatu.
"Nih baca." Dion memperlihatkan layar handphone nya kepada hadyan, hadyan yang tidak bisa membaca jelas, mengambil ponsel Dion.
Membaca pesan yang Aruna kirimkan kepada Dion tentang dirinya membuat senyuman seketika terukir di bibir hadyan.
"Gemes banget sih cantik nya Hadyan.." Dion yang mendengar itu berpura pura ingin muntah di hadapan hadyan.
"Ngapa sih lo bang! Gak seneng banget liat adeknya seneng!." Kesal hadyan karena melihat ekspresi Dion tadi.
"Dah lah, gue bakal selalu salah di mata lo. Yang bener cuma Aruna doang, iya kan? Gue cuma mau bilang, semangat ya dyan. Jalan hidup lo masih panjang."
"Tumben lo serius."
"Gue serius salah! Gue main main salah! Serba salah gue kayak doi."
"Ya maap asu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna dan Bandung✔️
Novela Juvenil"Jomblo? Kalo iya, gue boleh daftar?." "Daftar?" "Iya daftar jadi ayah dari anak anak lo nanti."