Aruna memasuki kelas nya dengan senyuman lebar nya, sekilas ia menatap ke arah tempat duduk hadyan, namun hadyan berbeda ia sedari tadi selalu memandang ke arah jendela dengan wajah datar dan dingin nya.Tanpa banyak berpikir Aruna duduk di tempat duduk nya dimana disana sudah ada Raina, kenapa Aruna menjadi orang yang terlambat masuk ke kelas padahal ia pergi ke sekolah di pagi hari? Karena sedari tadi ia dan Jovan menghabiskan waktu di roof top sembari menunggu bel masuk kelas.
"Rain, kemarin lo ga tidur sama gue, kenapa?." Tanya Aruna penasaran.
Mendengar pertanyaan aruna ekspresi wajah Raina berubah menjadi masam.
"Gue di putusin Malvin."
"APA!?." teriak Aruna reflek ia bangkit dari tempat duduk nya membuat seisi kelas menatap ke arah nya.
"Sttttt.. santai, keep calm kali ar.." Aruna langsung duduk kembali dan menatap Raina serius.
"Lo gak bercanda kan!? Kok bisa?!."
"Kemarin habis kita nonton dia putusin gue, alasan nya gak jelas sih, cuma gue udah terlanjur sakit hati sama Malvin. Udah lah ar.." Aruna terdiam mendengar jawaban yang Raina lontarkan.
Awal nya Aruna ingin memberi tahu jika ia dan Jovan tengah berpacaran namun mendengar ucapan Raina barusan membuat Aruna enggan untuk mengatakan nya.
"Ngapain lo mau ketemu gue?" Tanya Malvin terhadap hadyan, dimana sekarang mereka berdua tengah berada di dekat gudang sekolah, tempat yang jarang di datangi anak sekolah.
Hadyan terdiam tidak menjawab pertanyaan malvin.
"Dyan gue nanya sama lo, ngapain lo ngajak gue kesini?."
Namun hadyan masih tetap menghisap rokok yang ia letakkan di sela sela jari nya itu.
"Lo cuma buang buang waktu gue doang dyan." Malvin langsung berjalan menjauh meninggalkan hadyan. Namun belum jauh Malvin pergi kalimat hadyan membuat langkah dia berhenti.
"Kita udah kalah." Merasa penasaran dengan kalimat hadyan, Malvin membalikan badan nya menatap hadyan bingung.
"Maksud lo?." Tanya Malvin bingung.
"Kita gak jadi rival lagi." Masih belum paham akan ucapan hadyan membuat Malvin sedikit emosi.
"Lo bisa gak sih kalo ngomong itu je—"
"Aruna sama Jovan jadian." Satu kalimat hadyan membuat ucapan malvin terhenti dan ia merasakan dada nya seperti di tusuk tusuk beribu ribu pisau, nafas nya sempat tercekat saat mendengar ucapan hadyan.
"A—apa.." kini hadyan menatap ke arah Malvin dengan senyum getir nya, ia membuang bekas rokok nya. Hadyan berjalan ke arah Malvin dan memegang bahu nya.
"Kita kalah vin." Setelah mengatakan itu hadyan langsung pergi meninggalkan Malvin yang masih diam tidak percaya.
Aruna dan Bandung
"Malvin! Gue mau ngomong sama lo." Aruna tak sengaja melihat Malvin yang berjalan melewati toilet, dimana baru saja Aruna keluar dari dalam toilet.
Malvin yang mendengar ucapan aruna langsung menghentikan langkah nya. "Ngomong apa?." Aruna mendekati Malvin dan menatap tajam ke arah nya malvin.
"Kenapa lo putusin Raina?."
Malvin sempat terdiam mendengar pertanyaan aruna, ia menatap mata aruna dengan perasaan sedih, kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna dan Bandung✔️
Roman pour Adolescents"Jomblo? Kalo iya, gue boleh daftar?." "Daftar?" "Iya daftar jadi ayah dari anak anak lo nanti."