The truth

175 18 0
                                    


"Aruna? Kamu mau ngapain?" Jerry terus memundurkan langkah nya. Namun Aruna tetap berjalan mendekati jerry. Jerry sudah tidak bisa menghindar lagi karena di belakang nya ada sebuah sofa, Aruna langsung mencengkram erat lengan jerry.

"Kamu gak usah takut.. aku gak bakal bunuh kamu, aku cuma mau kamu bunuh aku jerry.. aku mohon." Ucap aruna dengan nada rendah nya dan pandangan yang kosong.

Jerry menggelengkan kepalanya. "Gak! Aku gak mau! Kamu gak boleh mati!."

"Tapi kamu bunuh jovan.. saudara kamu sendiri!."

"Itu karena aku gak suka dia!!!! Aku benci Jovan! Aku gak mau dia miliki kamu! Kamu cuma punya aku!."

"Kamu gila jer.."

"Aku gak gila, aku cuma ngelakuin apa yang buat aku bahagia."

"Termasuk bunuh jovan!?."

"Iya!!! Iyaa!!! Iya!!! Itu karena aku cinta sama kamu!."

"Cinta? Kamu bilang cinta? Kalo gitu pakai pisau ini buat tusuk perut aku." Aruna langsung memberikan jerry pisau yang ia pegang tadi, meskipun jerry menolak memegang nya tapi Aruna tetap memaksa nya.

"Sekarang tusuk aku jer!! Tusuk bagian perut aku jer!! Sama hal nya bagian tubuh Jovan yang kamu tembak! Tusuk aku semau kamu jerry!!"

"GAK! ARUNA! GAK AKU GAK MAU!!!" Jerry tetap berusaha melepaskan tangan Aruna dari tangan nya yang memaksa agar ia menusuk perut Aruna. Namun tangan Aruna masih tetap berusaha agar tangan Jovan menusuk perut nya. Hanya Tuhan yang tau kini apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya.

"Enggak Aruna! Aku bilang enggak! Kamu jangan gila!!."

"Aku gak gila!! Kamu yang gila jerry!!!" Dengan tenaga yang kuat Aruna menarik tangan jerry agar mengarahkan pisau itu ke perut nya tapi dengan cepat jerry menarik tangan nya ke arah lain.

Sseeggg!

Bunyi pisau yang menancap di badan seseorang, membuat Aruna dan Jerry langsung terkejut setengah mati, Jerry langsung melepaskan tangan nya dari genggaman pisau itu. Tangan nya masih gemetar ketika merasakan pisau yang ia pegang menembus perut seseorang.

"HADYAN!!!!." Malvin, naren dan juga Raina langsung masuk ke dalam rumah Jerry. Aruna langsung menahan badan hadyan yang hampir jatuh begitu saja ke lantai.

"H—hadyan.. h—hadyan.. k—kamu kenapa disini.."

"Vin, cepet panggil ambulans!!." Ucap naren kepada malvin.

Aruna menutup mata nya karena takut melihat pisau yang masih tertancap di perut hadyan.

"Naren.. bantu gue, pisau nya di perut hadyan di cabut." Naren yang mendengar ucapan Aruna bingung karena ia takut jika mencabut pisau di perut hadyan.

Tangan hadyan bergerak menyentuh pipi Aruna walau tangan nya bergetar.

"J—jangan lakuin itu la—lagi ya c—cantik nya h—h—ha—hady—hadyan.."

"Ssstt!! Lo jangan ngomong, maafin gue hadyan!! Gue janji gue gak bakal lakuin hal bodoh kayak tadi lagi." Mendengar ucapan Aruna membuat hadyan tersenyum.

"Hadyan maaf.."

"Akhh!!."

Aruna langsung mencabut pisau yang tertancap di perut hadyan, dengan segera Aruna membuang pisau itu ke sembarang arah dan menutup bekas pisau di perut hadyan menggunakan tangan nya agar tidak banyak darah yang keluar.



Aruna dan Bandung



Sekarang Aruna, naren, dan juga Malvin berada di depan ruangan ICU. Namun sudah 3 jam dokter belum juga keluar dari dalam sana

Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang