Raina

414 36 1
                                    


Hadyan menghampiri Raina dengan membawa dua kaleng minuman, kini hadyan dan Raina duduk di pinggir lapangan basket.

"Nih, segerin dulu otak lo." Hadyan menawarkan minuman kepada raina, ia hanya menatap hadyan sebentar sebelum akhirnya membuang pandangannya lagi.

"Yaelah.. nape sih lo? Gak baik loh marah marah sama sahabat sendiri."

"Bacot, lo gak tau apa apa, jadi diem."

"Ya gak tau apa apa sih, makanya gue nanya kan kesini. Lo kenapa sih sampe marah gitu ke aruna? Kasian loh Aruna sampe nangis trus pulang padahal baru aja sampe sekolah."

"A-aruna nangis?." Tanya Raina dengan nada merendah.

"Iya, habis lo bentak dia di hadapan semua orang dia nangis. Trus pergi sambil bawa tas, mungkin pulang."

"Ya kalo gue juga jadi aruna pasti ngelakuin hal yang sama rain, lo sekarang harus bertukar posisi sama Aruna, lo baru dateng ke sekolah, trus tiba-tiba Aruna bentak lo karena hal sepele. Lo marah gak? Kaget gak? Kesel juga kan.?"

"Tapi ini bukan hal sepele dyan, ini soal perasaan gue."

Hadyan menatap Raina bingung, "Maksudnya?."

"Kemarin Aruna di anter pulang sama Malvin, di sekolah juga gue liat liat Aruna deket banget sama Malvin, Aruna bukan tipe cewe yang gampang deket sama cowok, kecuali Aruna suka cowoknya. Dan yang gue rasain, Aruna suka sama Malvin. Padahal dari awal gue juga suka Malvin, waktu gue minta tolong Aruna buat deketin gue sama Malvin dia nolak. Siapa yang gak marah Dyan!?."

"Jadi lo suka sama Malvin?." Tanya hadyan mencoba memastikan.

"Menurut lo?."

"Oh.. pantes sih,.."

"Dyan?." Panggil Raina.

"Lo suka Aruna kan? Gimana kalo kita kerja sama? Lo dapetin Aruna, gue dapetin Malvin."

Hadyan sempat berfikir sejenak sebelum akhirnya menjawab.

"Deal." Kata hadyan.

Ekspresi wajah Raina langsung berubah menjadi bahagia.

"Deal ya?!! Jadi kita ker-."

"Lo harap gue bakal ngomong gitu?." Kalimat hadyan membuat ucapan Raina terhenti.

"Maksud lo?."

Hadya bangkit dari duduknya dan menatap Raina.

"Aruna temen lo kan? Bahkan dari kecil? Lo tega mau ambil kebahagiaan Aruna? Kalo Aruna suka Malvin gimana? Dan karena masalah cowok pertemanan yang kalian pertahanin belasan tahun hancur karena cowok?."

"Abang gue juga bilang, gue gak bisa deketin cewe dengan cara yang bodoh karena gue berpendidikan. So.. kalo lo emang suka sama Malvin lo harus berani confess ke malvin, masalah di terima atau di tolak itu belakangan."

"Meskipun lo akhirnya di tolak, jangan benci aruna, karena satu hal rain, cinta gak bisa di paksain.." ucapan terakhir hadyan sebelum akhirnya pergi meninggalkan Raina.





Aruna dan Bandung







Perkataan hadyan tadi membuat Raina kepikiran seharian, ditambah Aruna saat ini belum juga kembali ke rumah membuat Raina semakin merasa bersalah.

"Nek.. Aruna kemana?." Tanya Raina ketika nenek rani keluar dari dapur.

"Loh Aruna gak bilang ke kamu?."

"Apa nek?."

"Aruna katanya nginep di rumah temen nya ada tugas kelompok."

"Temen?."

Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang