He's..

209 21 1
                                    


"Kenapa sih lo gak bilang ke gue kalo lo tinggal serumah sama jerry? Gue pacar lo jov!."

Ucap aruna ketika jovan sudah siuman.

"Aku baru siuman masa kamu marah marah ke aku sih?." Kata Jovan dengan nada manja.

"Please jo, ini serius."

"Yaudah gue minta maaf.. gue cuma gak mau lo kh—"

"Selalu itu alasan kamu jo, gak ada yang lain??"

"Gue gak mau lo balikan sama jerry lagi."

"Apa lagi hal yang lo sembunyiin dari gue?."

"Gak ada runa.. cuma itu doang.."

Lo bohong lagi sama gue jo..

"Terserah, gue mau pulang, lo istirahat, ada naren di luar." Setelah mengatakan itu aruna langsung keluar dari ruangan rawat Jovan dan bertemu naren di luar.

"Eh run, udah?."

"Gue titip Jovan ya ren."

"Iya, lo istirahat aja di rumah, kata dokter juga besok Jovan bisa pulang kok, puji tuhan. Tenang, Jovan tinggal di rumah gue."

"Syukur kalo gitu, gue pulang dulu ren."

"Hmmm oke, take care."






"Pelan pelan jo.."

"Aruna gue udah bilang, gue bisa jalan sendiri, kayak orang tua aja gue di bantuin jalan gini."

"Bacot lo!!."

"Hmmm marah terus.."

Ting!

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Aruna, ia segera merogoh saku nya dan mengambil ponsel nya.

"Kenapa run? Chat dari siapa?." Tanya Jovan ketika melihat perubahan ekspresi aruna.

"Hmmmmm... Jo.. gue mau ngomong penting sama lo."

"Iya, apa?."

"Gue mau kita putus." Tubuh Jovan seketika kaku dan nafas dia tercekat ketika mendengar kalimat yang Aruna ucapkan.

"K—kenapa?."

"Aku gak mau kamu kenapa napa lagi karena aku jo! Jerry itu bahaya!! Aku gak mau kamu kenapa napa."

"Hey.. okey.. it's okey jerry gak bisa lakuin apa apa semasih kamu sama aku.. hmm?."

"Enggak Jo.. please.. jangan buat aku merasa bersalah sama kamu.. please kita putus aja ya? Aku gak mau kehilangan kamu jo.. aku gak mau jerry sampe ngelakuin hal yang macem macem melebihi ini. Aku gak mau!!! Please ngerti Jovan.."

Jovan seketika mengundurkan langkah nya. Dan berjalan menjauh dari Aruna walau jalan nya Jovan sedikit terpincang-pincang.

"Maafin gue Jovan.. gue cuma gak mau lo kenapa napa."

Aruna.. lagi lagi gue sakit liat lo nangis kayak gini, gimana cara gue supaya bisa buat lo selalu bahagia Una?..




Jovan masuk ke dalam rumah itu dengan langkah yang cepat walau cara berjalan Jovan masih terpincang-pincang.

Tepat sekali ia melihat jerry yang sedang memainkan piano di depan nya. Dengan adanya vas bunga di samping nya itu Jovan langsung melemparkan vas bunga itu ke kepala jerry, namun dengan cepat Jerry menghindar sehingga hanya terkena sedikit bagian pelipis nya saja.

"JOVAN!!!!."

"JERRY!!!!!." Jovan menarik kerah kemeja yang jerry gunakan, kedua mata serta wajah Jovan kini sudah mulai merah karena menahan amarah nya.

Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang