Gladly

444 42 5
                                    


Setelah hadyan menemui Malvin, hadyan langsung pulang ke rumah nya. Sejujurnya hadyan tau dimana Aruna saat ini, namun ia enggan untuk menemui Aruna, hadyan pikir Aruna membutuhkan waktu sendiri.

Saat akan menaiki tangga rumah nya suara seseorang membuat langkah hadyan berhenti.

"Kemana nih? Sok punya pacar aja lo bang keluar malem malem.." siapa lagi jika bukan Windi.

"Bacot lo win!."

"Tapi bang.." langkah hadyan terhenti lagi ketika windi menahan tangan nya.

"Apa lagi?!."

"Bang Dion kemana ya? Kok gak balik balik padahal udah malem nih."

Ting tong..

Saat hadyan akan menjawab tiba-tiba saja bel rumah berbunyi tanda ada seseorang yang datang.

"Pasti bang Dion!" Windi langsung membukakan pintu rumah dan benar saja, Dion berdiri di depan pintu.

"Kemana aja sih bang? Udah malem jugaan." Tanya Windi, Dion langsung memasuki rumah nya.

"Habis dari danau." Ucapnya sembari melempar badan nya ke sofa.

Hadyan yang mendengar kata danau langsung melotot dan melirik ke arah Dion.

"DANAU!!???" Teriaknya.

"Apa sih dyan! Gak usah teriak!."

"L—lo ketemu cewek gak di danau?!." Kini hadyan duduk di samping Dion dan menatap nya dengan sungguh-sungguh.

"Hmmm ada, cantik.. dia nangis, dia pake seragam sekolah. Namanya Aruna."

"ITU MAH CEWE GUE BANG!!!!."

"Please deh bang hadyan, gak usah ngarep." Windi hanya merotasikan bola mata nya.

"Tapi bang dia udah pulang?."

"Udah gue anterin tadi ke rumah nek rani kebetulan sambil makan malem."

"DIH!!! CAPER BANGET LO PAKE MAKAN MALEM SEGALA!."

"Sewot banget lo bang.." kini Windi ada di pihak Dion.

"Tapi bang, Aruna kan bohong sama nenek nya mau kerja kelompok."

"Gue larang dia buat bohong, ya pelan pelan gue jelasin ke dia sih, syukur nya dia ngerti dan mau gue anter balik."

"IHH BANG DION!!! LO APAAN SIH!! AWAS LO YA SUKA SAMA ARUNA!!! GUE BOTAKIN KEPALA LO!!!"

"Tapi Dyan... Kayaknya gue kagum sama Aruna deh.. dia cantik baik senyum nya manis lagi."

"BANG DION!!!!!!!!!!." Mendengar teriakan hadyan membuat Dion berdiri.

"Aruna suka cowok yang dewasa, baik, pengertian, contohnya gue. Dyan, kita jadi rival nih sekarang." Dion langsung pergi meninggalkan hadyan yang tengah kesal. Sementara Windi hanya menyimak sambil meminum jus mangga yang ia buat tadi.

"Gak akan gue biarin bang Aruna suka sama lo!!."


Aruna dan Bandung

Saat Aruna keluar dari kamar mandi ia mendengar ponsel nya yang beberapa kali terus berbunyi. Aruna dengan handuk yg melilit di badan nya berjalan menuju meja yang ada di kamar tamu ini, Aruna kemarin malam tidur di kamar tamu yang tersedia di rumah nenek nya, karena Aruna belum ingin untuk bertemu dengan Raina.

"Hadyan? Ngapain sih spam chat pagi pagi." Aruna membuka chat dari hadyan yang terlihat begitu banyak mengirimkan pesan.

" Aruna membuka chat dari hadyan yang terlihat begitu banyak mengirimkan pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang