Selamat tinggal

213 22 1
                                    

Melihat keberadaan hadyan kini membuat tangis Aruna semakin pecah, Aruna langsung berlari ke arah hadyan dan memeluk nya erat, sangat erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melihat keberadaan hadyan kini membuat tangis Aruna semakin pecah, Aruna langsung berlari ke arah hadyan dan memeluk nya erat, sangat erat. Hadyan tidak terkejut sedikit pun, karena yang ia harapkan adalah ia menjadi tempat Aruna bersandar di kala Aruna merasa sedih. Tangan yang hadyan gunakan untuk memegang payung ia sekarang gunakan untuk mendekap Aruna. Hadyan membuang payung nya begitu saja membiarkan kedua tubuh mereka di basahi hujan.

Terkadang melihat orang yang kita cintai menangis tanpa sadar juga membuat air mata kita ikut terjatuh, itulah yang dialami hadyan saat ini. Melihat Aruna yang menangis begitu keras membuat hati hadyan teriris iris. Karena sekarang hadyan, benar benar mencintai aruna nya itu.

"Hadyan.. itu gak bener kan?. Gak mungkin." Tidak ada jawaban dari Hadyan, ia hanya memeluk erat aruna. Erat, pelukan yang tidak ingin hadyan lepaskan.

"Gue mau ke Jakarta sekarang dyan."

"Gue ikut." Jawab hadyan membuat Aruna melepaskan pelukan nya.

"Enggak, jangan dyan..."

"Mau gimana pun lo nolak gue bakal tetep nemenin lo ke Jakarta una."




Aruna dan Bandung

Pada pukul lima pagi hadyan dan Aruna telah sampai di Bandara Soekarno Hatta, tepat nya di Jakarta. Kini Aruna dan hadyan menuju ke tempat makam hana, makam yang dekat dengan rumah aruna namun Aruna enggan untuk bertemu dengan ayah tiri nya itu. Entah kenapa, sepanjang perjalanan Aruna hanya diam melihat pemandangan kota Jakarta yang tidak berubah sedikitpun di mata nya. Hadyan hanya menatap aruna dengan tatapan iba.

"Lo gak mau mampir ke rumah lo dulu?."

Aruna menatap hadyan, lalu ia membuang kembali tatapan nya itu.

"Enggak, buat apa. Gue udah gak punya siapa siapa, dia cuma papa angkat gue.."

"Tapi tetep aja, dia yang udah rawat lo sampe sebesar ini."

"Dyan...."

"Kenapa?."

"Papa gue dulu meninggal karena kecelakaan pesawat, dan menyisakan gue, mama. Setelah umur gue 7 tahun mama gue nikah sama papa nya Hana, dimana Hana waktu itu umur 8 tahun, mama meninggal karena sakit. Papa Hana gak pernah sayang sama gue, begitu juga Hana tapi entah kenapa gue gak bisa benci Hana, walau dia pernah rebut Jerry dari gue."

"Gue bingung kenapa gue gak bisa benci Hana dyan.."









"Han, udah hampir sebulan lo pergi tapi gue baru tau sekarang.. sorry han, andai gue tau waktu itu lo udah pergi, gue pasti bakal dateng kok.." mendengar ucapan Aruna membuat hadyan hanya terdiam dan ikut berjongkok di sebelah kanan batu nisan yang kini bertulisan 'Hana Witasya'

Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang