See you in heaven

218 22 2
                                    


Mendengar suara tembakan yang terdengar jelas itu hadyan langsung membalikkan badan nya dan benar saja firasat nya, jovan tertembak, entah darimana orang yang tega menembak Jovan, yang saat ini hadyan lakukan adalah berlari ke arah Jovan dan menahan tubuh Jovan yang hampir terjatuh.

"Jovan!!!!." Hadyan melihat banyak dari yang keluar dari perut Jovan. Dan sekarang hadyan benar benar bingung.

Namun melihat wajah panik hadyan hanya membuat tersenyum lemah. Banyak darah yang keluar dari mulut jovan.

"Lo jangan ketawa bego!!! Gue khawatir sama lo!! Lo harus bertahan!! Demi Aruna bodoh!!." Teriak hadyan kepada Jovan, tak tersadar air mata hadyan turun begitu saja.

"L-lo n-nangis?." Tawa Jovan mulai melemah.

"B-bener k-kata gue.. gue ma-mati hari ini.."

"BANGSAT LO DIEM!! LO BAKAL HIDUP!!." teriak hadyan kepada Jovan kesal.

"J-jaga Aruna dyan.." Jovan mengeluarkan sebuah kotak dari saku celana nya dengan tangan yang gemetar.

"K-kasih ini b-buat aruna di h-hari pemakaman gue d-dyan!."

"DIEM LO KOCAK!!! LO HIDUP!!!!."

Jovan tersenyum ke arah hadyan, di saat hadyan akan mengeluarkan ponsel nya tiba-tiba Jovan kesulitan bernafas dan hari ini, malam ini, adalah hari terakhir Jovan bertemu dengan hadyan.

Begitu juga dengan wanita cantik nya, Aruna Nafinka.








Song: Sisa rasa - Mahalini

"GAK!!!!!! JOVAN MASIH HIDUP!!!! LO SEMUA BOHONG SAMA GUE!!!!!! IYA KAN!!!! JOVAN HIDUP!!! LIAT!! INI DIA KIRIM CHAT KE GUE TADI MALEM!!!." teriak Aruna dengan tangisan histeris nya ketika mengetahui bahwa Jovan telah meninggal dunia.

Naren, Raina dan juga hadyan kini ada di kamar aruna berusaha menenangkan aruna.

"Lo semua bohong sama gue.." sekarang Aruna terjatuh ke lantai, penampilan Aruna kini benar benar berantakan, rambut acak acakan, pipi yang basah akan air mata.

"Aruna.." Raina berjalan ke arah aruna dan memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Jovan gak mungkin ninggalin gue rain.. dia udah janji sama gue buat selalu jaga gue, dia janji bakal lulus jadi sarjana hukum sama sama rain.. DIA JANJI SAMA GUE RAINA!! DIA BAKAL JAGA GUE!! TAPI KENAPA DIA MALAH NINGGALIN GUE!! KENAPA!!!."

"Sttttt.. nangis aja gapapa ar, ada gue disini."

Tangis Aruna kini makin pecah, tangisan histeris Aruna, tangisan yang bertahun tahun tidak ia keluarkan kini ia keluarkan untuk seseorang yang selalu berada di samping nya, teman masa kecil nya sekaligus tempat untuk dia bersandar, Jovan Lee, pria bertubuh tinggi dengan kulit putih nya serta mata kecoklatan nya.

Aruna, Raina, naren, hadyan, Malvin, renal, nenek rani, bunda hadyan, Windi, Dion, ayah malvin dan juga guru guru serta siswa kelas Jovan kini berada di peristirahatan terakhir Jovan.

Aruna masih setia memeluk batu nisan yang bertuliskan Jovan Lee itu, ia terus mengeluarkan air mata nya, ia merasa hancur kehilangan sosok yang selalu ada untuk nya.

Teringat banyak kenangan Aruna dan Jovan, dimana mereka selalu bersama, dan Jovan yang selalu menjaga aruna.

"Run.. bumi jahat ya?."

"Jahat kenapa?."

"Bumi udah ambil mama lo, papa lo, dan papa gue untuk pergi selamanya."

"Iya jo.. gue gak punya siapa siapa sekarang selain lo, lo harus janji sama gue, lo harus selalu sama gue."

"Gue janji run.. gue yang bakal ada di saat lo seneng atau pun sedih."


Aruna dan Bandung✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang