4▪︎CAMELLIA

159 100 365
                                    

Happy reading Nals♡

CAMELLIA
Semoga beruntung ya

○●○

"Hati-hati loh di sana, jaga kesehatan."

"Iya, Bun. Bunda juga jaga kesehatan, ya."

Sepasang ibu dan anak, tengah melepas wejangan di sambungan telepon. Tinggal jauh dengan orang tua, pasti punya kesulitan tersendiri. Entah itu gimana dia makan, gimana cara dia merapikan apartemennya.

Semuanya harus dilakukan sendiri, terlebih saat cleaning service tidak datang saat dia benar-benar membutuhkannya. Beruntunganya dia karena dari keluarga berada, jadi dia bisa menyewa jasa seorang.

Lelaki berparas imut dan tampan itu kini tengah membereskan kamar tidurnya, mengganti selimut dengan yang baru. Melebarkan seprei di atasnya, membersihkan apartemen di waktu liburnya memang menyenangkan.

Satu jam dia berhasil membersihkan apartemennya, kini dia tengah merebahkan diri di sofa, meluruskan kakinya dengan menatap langit-langit kamarnya. Seutas garis lengkung tertuang di wajahnya, bibir tipis itu menyunggingkan senyum. Entah, apa yang sedang dia pikirkan.

Ddrrt

Getar panggilan diikuti nada dering tiba-tiba berbunyi. Dengan mata yang tak pindah dari posisi awal, dia mencoba meraih ponsel di sofa dengan kakinya. Dengan sedikit tenaga lebih karena tak kunjung menggapainya. "Huh."

Keluhan itu terdengar putus asa, lalu ia duduk dengan benar dan melihat ponsel itu yang ternyata terselip disela sofa.

"Hallo."

"Buru sini, tempat Putu."

"Mager ah, weekend tuh jatahnya tidur," jawabnya tanpa gairah.

"Ah elah ... nggak asyik deh, khe," ucap seorang di sebrang yang sudah berganti suara, alias beralih orang.

"Ada game baru nih, yakin khe nggak mau kesini?"

Sebenarnya hari ini dia sedang tak mau kemana-mana. Tapi mendengar temannya punya game baru dia jadi sedikit tergugah untuk keluar. Siapa tahu ada hal seru lainnya.

"Okay, jalan nih."

"Gitu dong, sekalian ajak Legar, ya."

Sambungan telefon berakhir, segera dia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum pergi ke luar. Wangi itu penting, tapi bersih jauh lebih penting.

○●○

"Fennel, akhirnya khe datang juga," ujar seorang berambut keriting, bernama Putu.

"Legar mana?"

"Mampir dululah ke starbucks, kaya nggak tahu aja."

Fennel, si pelaku utama yang baru menunjukkan diri itu duduk di samping Made yang tengah fokus pada layar game milik Putu. Dia menyempil di tengah-tengah, padahal tempat di sana masih sangat luas.

"Minggiran dikit, Put," ucap Fennel menyamankan posisinya.

"Yee, khe tuh bikin sempit, itu di sana kosong."

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang