52▪︎CYCLEMEN

47 27 93
                                    

Happy reading Nals♡

CYCLEMEN
Pengunduran diri dan selamat tinggal

○●○

Alarm sudah berbunyi dari beberapa saat yang lalu, bunyi gemercik air terdengar samar-samar. Seorang keluar dengan keadaan wajah yang basah, langkahnya berlanjut untuk mengambil hoodie di gantungan baju di dalam wardrobe room miliknya.

Senyum terukir saat dirinya memeriksa penampilannya di depan cermin. Senyum yang menampilkan banyak kebahagiaan dari dalam dirinya. Sepertinya dia memang sangat merindukan kekasih yang beberapa hari setelah liburan terkesan lebih dingin. Mungkin sebentar lagi akan tahu alasannya.

Fennel keluar dari ruangan gantinya, dia berjalan mendekati nakas dengan hati-hati agar tidak membangunkan teman-temannya sepagi ini. Dia mengambil ponsel miliknya dan memeriksa notifikasi dari Calla. Dan lagi senyum penuh rona tampil dalam bingkai wajah mungilnya. Lelaki itu bersiap keluar tapi dirinya teringat sesuatu yang membuatnya kembali ke dalam kamarnya. Sebuah ikat rambut yang selalu diingatnya jika dia bertemu Calla di pantai.

Tangan kanannya memegang ikatan itu, lalu mengelusnya dengan membayangkan berbagai hal yang akan dia lakukan bersama sang kekasih. Fennel kini benar-benar keluar dari apartemennya. Dia sudah tidak sabar untuk melihat pujaan hati yang beberapa hari ini membuatnya gelisah.

Motor vespa kesayangannya, menemani perjalanannya dengan mulus. Jalanan yang masih terbilang sepi itu memudahkannya untuk melaju dengan kecepatan yang lebih dari biasanya. Lelaki itu berhenti saat dia melihat sebuah toko buka yang terlihat terbuka. Dia turun untuk membeli setangkai bunga Lilly untuk Callas miliknya.

"Maaf toko kami belum buka, kita hanya sedang menyiangi tanaman pagi ini."

"hmm... tolong mbok, Fennel cuma beli setangkai Lilly. Boleh ya?"

Melihat wajah memohon yang diberikan Fennel perempuan itu akhirnya menyetujui keinginan Fennel. Membuat lelaki itu beringsut girang.

Sementara itu seorang gadis sudah berada di pantai dari 30 menit yang lalu. Dia sengaja datang lebih awal dari waktu yang janjikan. Calla diam memandang laut lepas. Deburan ombak yang tidak besar menenangkan pikirannya yang kini jauh terbang ke langit. Pandangannya tak jelas menampilkan perasaannya yang gundah saat ini.

Perairan pantai Sanur, kini mulai berubah menjadi jingga karena pantulan cahaya surya yang mulai terpancar dari cakrawala diujung laut. Udara yang dingin membuatnya menebalkan jaket tebalnya yang melampaui tinggi dari celana midi yang dipakainya. Usapan lembut dia berikan pada kedua lengannya dengan menyilangkan kedua tangannya. Rambut yang dibiarkan tergerai itu tertiup angin, Calla sengaja melakukannya saat ini. Bukan lagi karena dia lupa, tapi dia ingin Fennel memperlakukannya dengan manis sebelum dia berani menyatakan tujuannya.

Berdiri sendirian, memilih menjauh dari beberapa orang yang juga akan menikmati sunrise adalah pilihan Calla. Di tengah kegundahannya dia masih sempat tersenyum melihat beberapa manusia berlarian saling mengejar di ujung bibir pantai lain. Namun derap langkah membuat atensinya menoleh. Membuat jejak kaki yang membekas di dinginnya pasir pantai, Calla mengulas senyum saat lelaki itu tersenyum lebar saat menatap dirinya. Lelaki yang kini tengah membelai surainya dengan hati-hati, hingga menghasilkan ikatan yang rapi. Perlakuan yang diinginkan Calla terwujud.

"Suka lupa," tuturnya membawa tubuhnya untuk berdiri di samping Calla.

Calla tersenyum saat Fennel mengulurkan setangkai Lilly untuknya. Dia menerimanya dengan senang hati, membau wangi bunga itu dengan hidung bangirnya. "Tuhan tuh selalu punya cara terbaik ya dalam menemukan seseorang."

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang