3▪︎COXCOMB

172 100 290
                                    

Happy reading Nals

Coxcomb
Sombong sih

○●○

"Sorry I'm an anti romantic.”

Suara yang tak terbilang merdu terdengar memenuhi seisi mobil. Menyanyikan lagu milik boygrup Txt-anti romantic. Untung saja sendirian, jadi tidak membuat malu meski sang pelaku tak punya rasa malu juga.

Pandangannya menatap kesegala kafe yang dilewatinya. Mencari kafe yang menarik di Bali yang mungkin, ada mangsa di dalamnya.

“Wih cantik tuh,” gumamnya lalu mencari tempat kosong untuk memarkirkan mobilnya, merapikan rambut hitam kecokelatannya. Yang dia yakini sebagai jimat keberuntungan.

Kring

Bunyi lonceng terdengar nyaring saat dirinya memasuki kafe, dengan santainya dirinya berjalan menuju tempat pemesanan.

“Ehmm ... banana milkshake.

Mari definisikan dia sedikit, mulai dari kacamata berkaca biru yang dipakainya lalu lanjut pada kaos hitam besar hinggap pada badannya yang tinggi nan gagah. Tak lupa, celana jeans pendek di atas lutut dengan jam tangan merek terkenal terpadu menjadi tampilan yang keren. Bahkan sepatu keluaran terbaru dari nike ikut bermain di sana. Sungguh membuat orang yang memandangnya melongo, sungguh tampan dan kaya.

Tapi, ada hal yang membuat lebih melongo saat ini. Lelaki itu, sepertinya terlalu fokus dengan wanita dipojokkan yang duduk sendirian sampai tak menyadari sesuatu yang salah.

“Maaf, semua menu disini menjual kopi,” kata pelayan kafe.

Banana latte, ku bilang,” sanggahnya masih menatap pemandangan indah di pojokkan sana. Katakan saja jika dapat melihat hatinya, rasa ingin segera menyapa gadis itu begitu menggebu.

“Tapi tidak ada di menu kami, bli.”

Wait ....” Menyadari itu pria ini segera melirik menu yang berada di belakang pelayan kafe.

“Maksudku ... americano ice,” putusnya kembali. Apa kalian berpikir dia malu?

Untung saja dia pandai memainkan peran, jadi tidak terlalu kentara rasa malunya itu. Tapi, ya sejatinya rasa malu itu kalah dengan niatnya, semua menguap tanpa jejak dalam hitungan menit. Setelah pemesanan selesai dia berjalan menghampiri gadis yang membuatnya salah fokus.

“Permisi, boleh duduk disini?”

Gadis itu meliriknya memandangnya dari ujung kaki sampai ujung rambutnya lalu mengangguk. “Boleh.”

Lelaki itu mengepalkan salah satu tangannya lalu mengayunkannya ke udara. Membentuk sudut lancip. “Yes,” ungkapnya pelan.

Dia duduk, menatap gadis yang sedang menikmati kopi dan buku bacaan ditangannya. “Bukan target yang pas,” lirihnya amat tipis.

“Kenapa, bli?”

“Enggak, suka baca buku?”

Gadis itu meliriknya dan menunjukkan buku yang dibacanya. Sebuah buku berjudul ‘Cara Mematahkan Hati Seorang Pria Playing Women’.

Entah itu buku karangan siapa, yang jelas lelaki itu beringsut menjaga jarak. Benar salah target dia. Apalagi saat gadis itu memperlihatkan halaman buku yang membuat nyalinya semakin hampir terkejut. Gadis ini bukan tipe yang menantangnya, elaknya dalam hati.

“Pesanan atas nama tampan.”

Merasa terpanggil lelaki itu berdiri. Mengambil pesanannya, lalu dia melirik gadis yang kini menatapnya juga.

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang