Happy reading Nals♡
ROSE (tea)
Akan selalu ku ingat○●○
Akan selalu diingat. Apa pikiran pertama yang ada diotak saat mendengar tiga kata itu? Kenangan baik atau justru kenangan buruk?
Sinar matahari menerpa ukiran tampan sebuah wajah yang masih tertidur pulas. Hidung mancungnya terlihat begitu bangir. Matanya yang terpejam terhalang oleh salah satu tangannya yang menopang, menghalangi cahaya yang mengusiknya. Lelaki itu bergerak menghalau selimut pada bagian kaki hingga tersingkap ke atas. Memperlihatkan kakinya yang tertutup kain piyama berwarna abu-abu.
Tok tok
“Fen?”
Ketukan pintu dari beberapa menit yang lalu tak membuat lelaki itu bangun. Sepertinya mimpinya terlalu indah. Sekali lagi ketukan itu lebih keras dari sebelumnya. Dibalik pintu itu nyatanya terlihat Calla yang berulang kali menghela nafasnya kesal, pasalnya hari ini Fennel mengajaknya untuk diving. Dan Calla sangat antusias, apalagi dia sangat suka berasa di bawah laut.
“Fen? Kamu nggak bangun juga?”
Masih tak ada sahutan. Calla memutuskan untuk beranjak. Dia berjalan menuju ke dapur yang berada di tempat penginapan mereka. Resort yang cukup lengkap, bahkan disini ada dua kamar tidur, satu di dalam ruangan satu lagi menyatu dengan ruang santai dengan kaca tebal menampilkan pemandangan yang indah.
Kamar yang hanya bersekat rak besar menjulang ke langit-langit dengan setiap rongga yang dihiasi berbagai macam barang. Calla duduk dia kembali memakan sarapannya tanpa nafsu. Melihat keluar yang sudah semakin siang, dia begitu kesal dengan Fennel saat ini.
Disela lamunannya tiba-tiba kedua bahunya disentuh oleh seorang yang kini melingkarkan lengan pada lehernya. Membuatnya menoleh dan merasakan deru nafas dari seorang yang masih menampilkan muka bantal.
“Fen, lepas,” tutur Calla.
Fennel menggeleng di sana. Dia menidurkan kepalanya dengan wajah menatap Calla. Entah apa yang dirasakan tapi Fennel tersenyum sekarang. Lalu detik berikutnya, sebuah kecupan singkat Fennel berikan pada Calla. Membuat mata gadis itu terbuka lebar dan menghentikan kunyahannya.
“Hehe, lima menit, tunggu,” ujar lelaki yang kini melesat masuk ke dalam kamar.
Calla hanya menggeleng, dia memegang pipinya dan mengulas senyum manis. Fennelnya masih sama, punya seribu cara untuk membuatnya kembali merasa tenang. Semoga saja akan tetap seperti itu, meski jujur Calla masih merasa bersalah pernah membohongi Fennel.
Deburan kecil ombak bening berwarna biru terpampang nyata di depan mata sekarang. Cystal Bay adalag tempat yang Fennel pilih. Tempat yang memiliki banyak pesona, salah tempat yang menarik di Nusa Penida. Calla berdiri menatap laut dengan tangan memegang rambutnya yang terhempas oleh angin laut. Dia sendirian, Fennel tiba-tiba berlari meninggalkannya tanpa pamit tadi.
“Sudah siap?”
Instruktur pemandu diving menghampiri Calla. Membawa baju pelampung untuk Calla kenakan karena sebentar lagi mereka akan menaiki sebuah perahu yang akan membawanya menuju tempat diving.
“Udah pernah diving sebelumnya?”
“Pernah, tapi udah lama banget,” jujur Calla karena semenjak dia menari di Pyox dia semakin tidak punya waktu hanya untuk sekedar liburan.
“Berarti bakal lebih mudah ya nanti.”
“Tetep aja deg-degan, bli.”
Calla berkata sambil kembali mengingat saat dulu, saat dia sedikit mencuri waktu untuk mengunjungi pantai meski tak lama. Pemandu itu mengangguk dan tersenyum melihat Calla. Tak lama Fennel datang, dengan cengiran manis yang menampilkan gigi kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FiORE
Romance'Tuhan menciptakan bunga untuk bermekaran di musim semi. Tapi, apa tuhan lupa ciptain Calla untuk merebak juga?' "Calla, kamu itu terbaik. Kalau kamu merasa belum bisa mekar, berdoa aja, ya? Fennel akan datang kok. Jadi jangan merasa sendiri, Fenne...