Happy reading, Nals♡
ORCHID (Cattleya)
Terpesona○●○
Satu hal yang perlu diketahui, hidup itu bukan tentang apa yang didapatkan. Hidup itu tentang bagaimana kita memilih dan menjalani semuanya dengan benar. Hidup tidak untuk dibercandakan, tapi kadang kita terpaksa tertawa dengan kehidupan yang terkesan lucu, ya lucu karena, 'kenapa? Kenapa aku tidak bisa sedikit saja lebih tegas dengan kehidupanku sendiri, kenapa harus orang lain yang menentukan jalanku?'Itulah yang selalu Fiore pertanyakan, memikirkan hal yang memang seharusnya dia pikirkan dengan baik. Seperti saat malam seperti ini, saat dirinya harus berada di Pyox, tempat yang sudah beberapa tahun didatanginya. Bukan sebagai tamu, tapi sebagai daya tarik utama disini.
Malam ini bukanlah malamnya, seharusnya dia tidak mengunjungi Pyox. Semuanya sudah di rancang baik oleh Gumintang, tidak ada saat kosong jika ada yang bisa menghasilkan uang, begitulah kalimat Gumintang. Yang akhirnya sekarang membuat Fiore tengah duduk memandang dirinya pada cermin. Riasan cantik sudah terlukis pada wajahnya yang memang sudah cantik.
Malam ini dia memakai rambut palsu berwarna putih, memakai bandana rambut yang di ikatan melingkar pada kepalanya. Riasan tajam pada matanya, sangat membuatnya terlihat seksi, dia sudah siap dan sebentar lagi dia akan mendengar semua orang yang akan meneriakkan namanya. Mengisi seluruh penjuru ruangan yang temaram.
Fiore tidak pernah gugup, dia hanya selalu merasa takut jika tak memuaskan. Kepalanya menoleh menunggu manajer Pyox untuk memanggilnya, tapi matanya justru menangkap sesosok asing yang berdiri di ujung pintu.
Degg
Jantungnya berdetak lebih cepat saat melihat mata hazel yang kini mengunci pandangannya. Seperti ada hipnotis yang muncul padanya.
Namun, tak lama karena setelah itu si manajer tiba, membuat orang itu pergi dan dirinya kini harus segera ke lantai dansa. Tapi Fiore masih penasaran dengan orang itu. Dia ingin menatap mata itu lagi, mata yang terus saja membuat perasaannya merasa keanehan. Seperti sudah dekat sebelumnya.
Fiore tersenyum, merendahkan tubuhnya isyarat dia sudah siap untuk menari. Pandangannya jatuh pada tatap Gumintang di ujung kursi bar. Memandang dirinya tajam seakan dia tidak boleh melakukan kesalahan apa pun.
Dress ruffle hitam menutup kakinya sampai bawah, rok yang memiliki belahan lengkung menyilang pada bagian depan itu mengembang karena langkah lebarnya. Bahunya terbuka karena garis leher sabrina, lengan panjang yang di mulai dari batas ketiak atas semakin mengekspos tubuhnya.
Tangannya mulai terangkat, dari sisi badanya hingga berdiri tegak di sisi kepalanya. Dia menoleh dan menjatuhkan pandangannya pada seorang yang sedari tadi menatapnya takjub. Sudah terbiasa di tatap seperti itu, tapi kali ini ia merasa berbeda. Dia juga merasakan perasaan takjub pada seorang itu. Seorang yang beberapa menit ini hinggap pada pikirannya.
"Do you want to dance with me?"
Tawaran Fiore membuat lelaki yang berdiri di barisan terdepan itu diam tak mengerti, melongo menatap dirinya dengan mengerjapkan matanya.
"Kau ... yang tadi, bukan?"
"Hah? Hmm i-iya," jawabnya gugup.
Fennel memang beruntung, dia berhasil di bawa ke lantai dansa oleh Fiore. Berhasil membuat semua orang terpekik kaget, Fiore benar-benar terpesona pada mata indah lelaki itu.
"Santai saja, kau pernah menari sebelumnya?"
"Pernah."
"Oh, ya? Bagus dong, ikuti gerakanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
FiORE
Romantizm'Tuhan menciptakan bunga untuk bermekaran di musim semi. Tapi, apa tuhan lupa ciptain Calla untuk merebak juga?' "Calla, kamu itu terbaik. Kalau kamu merasa belum bisa mekar, berdoa aja, ya? Fennel akan datang kok. Jadi jangan merasa sendiri, Fenne...