23▪︎CARNATION (yellow)

75 49 160
                                    

Happy reading Nals♡

CARNATION (yellow)
Yang telah mengecewakan

○●○

Brumm

Deru motor terhenti di sebuah rumah yang terbilang cukup besar. Dapat dilihat dari awal masuk terpampang jelas gerbang megah itu menjadi daya tarik utama rumah milik pengusaha sepatu itu.

Lelaki itu melepas helmnya. Masuk ke dalam rumah berlantai dua yang pintunya masih tertutup. Anak rambut yang menghalangi penglihatannya itu dia singkirkan, melengkung pada kupingnya. Langkah yang cukup besar membawanya masuk dengan sambutan seorang pembantu yang rupanya masih betah bekerja di sana sedari dia kecil sampai sedewasa sekarang.

"Eh den Gumi, lama nggak kesini."

Gumintang mengulas senyum singkatnya pada pembantu itu. "Di mana papa?"

"Bentar bibi panggilkan, duduk dulu."

Gumintang mengangguk dia duduk di ruang tamu rumah itu. Rumah yang dia tinggalkan bersama ibunya bertahun-tahun. Sangat jarang Gumintang mau bertamu di sana. Bahkan mungkin tidak pernah, ini saja karena ancaman sang ayah makanya dia mau datang. Alasan utamanya ialah dia tidak suka dengan kehadiran orang yang telah merusak kebahagiaan keluarganya.

Matanya menelisik menunggu seorang yang menyuruhnya datang itu muncul. Sampai matanya tertuju pada sebuah foto. Foto di dekat meja kabinet, foto itu telah berubah menjadi potret ayah kandungnya juga seorang yang kini membuat dia kembali tersulut emosi. Tangan Gumintang mengepal, bunyi gemertak giginya terdengar jelas. Jika ada seorang di sampingnya pasti merasa takut.

"Akhirnya kamu datang Gumi."

Lelaki yang berperawakan tinggi kurus itu datang dengan sebuah map ditangannya. Dia menyambut hangat putra dari istri pertamanya itu. Putra yang memiliki jiwa temperamen yang sama dengannya.

"Buru aku ada urusan lain," tutur Gumintang.

"Kenapa terburu-buru? Kau tak merindukan rumah ini?"

"Enggak," ketus Gumintang.

Ayah Gumintang menggeleng tak heran. Tangannya membuka map yang dibawanya, mengalihkan lembar demi lembar untuk memastikan berkas itu benar atau tidak. Setelahnya dia memberikannya pada Gumintang.

"Itu data perusahaan bulan kemarin. Mulai bulan ini kamu harus memegang kendali," jelasnya.

"Ckk. Kenapa harus aku? Kenapa nggak anak papa dengan perempuan itu?"

Pasti kalian berpikir, Gumintang berasal dari keluarga yang terbilang kaya. Tapi, kenapa lelaki itu suka memeras Calla? Selain untuk melancarkan tujuan yang dipendamnya, Gumintang memang enggan menerima apa pun yang diberikan ayahnya. Dia tidak mau berbagi dengan wanita yang kini berstatus sebagai ibu tirinya itu. Jadi jalan satu-satunya agar dia bisa bertahan dan tidak dianggap remeh oleh ayahnya adalah memperlakukan Calla sebagai mesin ATM untuknya.

"Gumi, kamu anak pertama di keluarga ini. Jadi kamu yang akan menjadi penerus utama perusahaan ini."

"Aku bukan lagi bagian dari keluarga yang sudah mengecewakanku, Pa. Gumi masih menghormati papa karena mama. Bukan karena papa itu ayah kandungku."

"Jadi kamu mau dikeluarkan dari pewaris?"

Gumintang terdiam. Dia tidak mau menerima materi dari bentuk apa pun dari sang ayah, tapi mendengar itu, tandanya yang akan menjadi pewaris setelahnya adalah anak dari ayah dan ibu tirinya. Seorang yang Gumintang sendiri tidak pernah mau tahu keberadaannya.

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang