31▪︎HAWYHORN

47 28 102
                                    

Happy reading Nals♡

HAWTHORN
Harapan

○●○

Hari berlalu dengan cepat dan sampai saat ini Calla masih mencoba mencari biaya tambahan untuk sang ayah. Calla terpaksa harus membagi waktunya untuk berlatih menari, menjaga sang ayah dan bekerja part time di sebuah restoran cepat saji. Memang gajinya tidak besar hanya saja hanya itu jalan satunya dia dapat mendapat uang selain menari pada malam hari.

Jujur saja Calla merasa tubuhnya sangat lelah, tapi dia singkirkan hal itu. Dia kesampingkan dengan tujuan sang ayah agar segera dapat penanganan. Dan hari ini Calla baru saja keluar dari restoran cepat saji tempatnya bekerja.

Gadis dengan rambut diikat dan bercelana jeans itu berjalan di trotoar jalanan dengan santai. Tas gendong berukuran kecil kelihatan begitu mungil di punggungnya. Calla begitu merasa lapar setelah beberapa jam bekerja. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk memasuki sebuah toko roti.

Aroma mentega sekilas tercium saat dia baru saja memasuki toko itu. Calla melihat berbagai roti yang terpajang di etalase. Sungguh menggugah selera, apalagi saat dia melihat croisant dengan isian madu. Kesuakaannya, membuat air liurnya berproduksi lebih banyak. Calla menginginkan itu, jadi dia memutuskan untuk membelinya satu. Tak lupa dia juga membeli roti lain untuk kakaknya yang berada di rumah sakit. Perhatian bukan?

“Berapa?”

“Totalnya, seratus enam ribu rupiah,” ujar pegawai kasir.

Calla menarik tali pada tasnya, membukanya dan mengeluarkan uang berwarna pink juga selembar uang berwarna hijau. Selesai dengan itu Calla keluar, menenteng satu paper bag belanjaannya.

Tangannya terulur membuka pintu itu, kembali dunia luar. Membuatnya merasa sedikit dingin, apalagi ini sudah memasuki musim hujan. Calla kembali melanjutkan perjalanannya, dia ingin membersihkan diri dan kembali ke rumah sakit untuk menemui sang ayah. Setidaknya keadaan Eleor tetap stabil, meski seharusnya dia sudah sadar.

Sepertinya juga itu adalah hal yang baik. Karena jika Eleor bangun Calla sudah siap dengan segala pertanyaan yang beberapa hari ini hinggap di kepalanya. Pertanyaan yang seharusnya ditunjukkan untuk Gumintang, tapi lelaki itu tak mungkin mau mengatakannya. Dan lagi, meski Calla bisa bertanya dengan Sofie, tapi dia memilih untuk tidak menemuinya. Dia lebih memilih untuk diam dan mencari jawaban sendiri.

“Elder,” panggil Calla saat melihat lelaki itu baru saja keluar dari sebuah rumah makan dengan menggandeng seorang wanita.

Elder dengan senyum senangnya melambai ke arah Calla. Membuat Calla mendekat, mengikis jarak di antara keduanya. “Dari mana?”

“Beli roti,” jawab Calla.

Dia tak memberitahu Elder tentang pekerjaannya. Karena jika lelaki itu tahu pasti dia akan membantu Calla untuk biaya ayahnya. Dan Gumintang sudah melarang akan hal itu. ‘Jangan berhutang dengan Elder, meski dia menawarkan sendiri’, kalimat yang selalu Calla ingat

“Siapa?” tanya wanita di samping Elder.

“Sahabatku, Cal kenalin Katria.”

Elder berkata lalu sedikit menunduk menyejajarkan mulutnya dengan telinga Calla untuk berbisik, “Baru jadian kemarin.”

Calla hanya menggeleng. Dia menggeleng tak heran, Elder selalu saja cepat mendapatkan yang baru.  “Ah Eld, aku tunggu di mobil ya,” pamit Katria setelah berjabat berkenalan dengan Calla.

“Okey, honey,” balas Elder membuat Calla merasa ingin tertawa. Dia sering mendengarnya tapi entah kenapa menurutnya tetap saja itu lucu.

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang