37▪︎ROSE (Red and White)

43 26 103
                                    

Happy reading Nals♡

ROSE (Red and White)
Bersama, aku dan kamu

○●○

Suatu hal diciptakan untuk bersama, saling berpasangan. Layaknya putik dan benang sari atau kelopak dan mahkota bunga. Semua berpasangan bahkan menjadi suatu kesatuan yang terbentuk menjadi sebuah bunga yang cantik. Begitu juga merah dan putih, sebenarnya ini subjektif, semua orang bisa mempersatukan kedua warna itu dengan warna yang lain. Tapi, bunga mawar merah akan lebih cocok bersanding dengan bunga mawar putih.

Mereka sama-sama mawar, semua arti mawar itu berbeda. Hanya saja jika dua warna ini disatukan, keduanya bisa membentuk suatu makna yang dalam. Bersama. Kata itu simpel tapi tak banyak orang bisa merasakan hal seperti itu, terlebih antara dua orang yang saling menaruh perasaan.

Jika diingat, bendera Negara Indonesia juga merah dan putih. Mungkin kedua mawar ini bisa bersama membentuk sebuah kebersamaan yang dalam, membentuk sebuah hal yang begitu dekat. Seperti warna bendera, keduanya bersama dan begitu dihargai. Mawar ini juga sepertinya bisa begitu, mereka beda tapi dapat membuat suatu kebersamaan. Antara dua orang yang sebenarnya telah ditakdirkan begitu sangat dekat.

 “Mau ke mana?”

“Ketemu seorang, habis ini Fennel udah nggak ada kelas kok.”

Keempat sahabat itu, berkumpul di sebuah meja yang menjadi fasilitas yang disediakan oleh kampus mereka. Bahkan di sana terlihat rapi dan canggih, kesan kampus yang mengeluarkan biaya tak sedikit sangat terekspos. Sebuah kampus IT yang cukup besar di Denpasar tempat di mana mereka berempat disatukan.

“Siapa?”

“Adalah, kepo,” balas Fennel memasukkan laptop miliknya ke dalam tas berwarna abu itu.

“Ikut, Fen. Masa aku harus jadi obat nyamuk sendiri,” tutur Putu menatap teman yang senasib dengannya. Alias sama-sama jomblo, itu menurut Putu. Karena tidak ada yang tahu bahwa Fennel tengah menyembunyikan misinya dari para kawannya itu.

“Sama aja, nanti khe juga jadi obat nyamuk.”

Baik Putu, Legar, dan Made semuanya menatap Fennel dengan terkejut. Yang ditatap malah justru hanya menampilkan wajah polos dengan kedipan mata yang menggemaskan. “Apa?”

Khe, lagi---,” hendak mengajukan pertanyaan Made harus mengurungkannya karena sebuah teriakan dari teman Fennel.

“Woy, Fannel. Udah aku kirim ya hasil tugas kemarin ke email khe, jangan lupa cek,” ujarnya sambil melambai pada Fennel.

Tidak sopan, tapi sepertinya temannya itu tengah terburu-buru dengan setumpuk buku yang berada ditangannya. Cukup tebal jika dilihat dari kejauhan. “Fannel, Fannel. FENNEL,” teriak Fennel sedikit sebal dengan panggilan itu.

“Ya, okey. Fannel, jangan lupa.”

“Ishh,” gerutu Fennel sedikit kesal karena tak didengarkan.

Fennel kembali menoleh pada teman-temannya yang kini semakin mempertajam tatapannya pada dirinya. “Udah bisa nge-gas dia,” ujar Putu yang langsung mendapat toyoran dari Legar.

“Fen, jadi siapa yang buat khe jadi berubah?”

“Apanya yang berubah? Fennel bukan Batman,” balasnya dengan baik.

“Enggak, ini ada yang berubah dari khe,” ujar Putu meraih wajah Fennel, dia membolak-balikkannya wajah mungil itu. Lalu berganti dengan mengamati seluruh tubuh Fennel.

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang