44▪︎CHYSANTHEMUM (white)

37 23 93
                                    

Happy reading Nals♡

CHYSANTHEMUM (white)
Kebenaran

○●○

Satu minggu berlalu, semuanya berjalan begitu normal. Tidak ada gejolak atau masalah apa pun. Dan sore ini lagi, Calla kembali menemani ayahnya yang masih setia berada di rumah sakit. Eleor memang menjalan operasi jantungnya dengan lancar tapi tetap saja dia harus tetap di sana, sampai dokter menyatakan jika semuanya sudah aman.

Sejauh ini perkembangan Eleor cukup baik meski hanya sedikit perkembangannya. Setiap malam Calla selalu meminta pada Tuhannya, jika dia hanya ingin yang terbaik. Dan sore ini selepas azan Ashar Calla menemui sang dokter untuk kembali mengetahui perkembangan ayahnya. Dia sengaja tak langsung pergi ke kamar rawat Eleor karena Calla tiba di sana, tepat saat azan selesai berkumandang.

Tok tok tok

“Permisi, selamat sore dokter.”

“Sore Calla, silakan duduk.”

Calla duduk di kursi, tepat berhadapan dengan sang dokter yang sudah cukup ia kenali. Meski sedikit berdebar tentang apa yang akan dokter katakan, sebisa mungkin Calla mencoba menetralkan hatinya.

“Jadi gini nak, Calla. Kondisi jantung tuan Eleor minggu ini perkembangannya seperti ini, semuanya aman. Tapi untuk tuan Eleor saya rasa ini buka suatu perkembangan yang cukup baik. Karena harusnya dalam jangka selesai operasi hingga saat ini perkembangannya sudah sampai pada bagian ini,” jelas sang dokter menunjukkan hasil scan jantung pada Calla.

“Tapi, semua baik kan dok?”

“Ada kemungkinan terburuk sebenarnya tapi itu jauh dari presentase. Kamu tidak perlu khawatir. Hanya saja kemungkinan tuan Eleor untuk segera pulih seperti sedia kala jadi sedikit lebih lama, apa tidak masalah?”

Calla mengangguk, apa pun yang terbaik buat ayahnya dia akan lakukan. Termasuk jika dia harus bekerja lebih lagi saat ini. Apa pun akan dia perjuangkan, seperti halnya saat Eleor berjuang untuknya dulu. Di saat Calla tetap harus hidup layaknya anak pada umumnya, Eleor adalah orang yang selalu memberikannya segala hal agar Calla tak pernah merasa sia-sia untuk hidup.

Calla adalah satu persen orang paling beruntung di dunia ini. Mengapa? Karena dia termasuk dalam anak yang bisa membalas sebagian hal yang orang tuanya kasih. Meski hal itu nggak sebanding tapi Calla cukup beruntung bukan?

Gadis berkucir kepang satu itu keluar dari ruangan sang dokter, Calla melangkahkan kakinya untuk menemui sang ayah. Bulan sudah beralih, ini sudah di penghujung tahun. Bisa dikatakan sebentar lagi angka di belakang tahun akan berubah. Yang artinya Calla harus berjuang lebih lagi demi mimpinya sebelum umurnya semakin bertambah.

“Kok baru sampe?” tanya Eleor begitu Calla datang dan langsung berhambur dalam dekapannya.

Lelaki tua yang duduk bersender pada ujung ranjang itu mengelus rambut sang putri dengan penuh kelembutan. Calla menggerakkan kepalanya menjadi menatap Eleor. Memperhatikan wajah sang ayah yang sudah terlihat lipatan di beberapa sudut wajahnya.

“Sini duduk samping ayah,” ujar Eleor sedikit menggeser tubuhnya meski susah.

Calla pun mendaratkan tubuhnya di sana. Dia kembali memeluk manja sang ayah, dengan tangan yang kini terulur membelai wajah sang ayah. Mengelus lembut lipatan disudut mata dengan ibu jarinya. “Ayah, jangan tua dulu. Calla kan belum bahagiain ayah,” cuitnya.

“Kata siapa ayah tua? Ayah masih bisa gendong putri kesayangan ayah tahu,” balas Eleor menggenggam tangan sang putri. Ikut mengelusnya di sana.

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang