40▪︎MYRRH

54 32 137
                                    

Happy reading Nals♡

MYRRH
Kegembiraan

○●○

Definisi sebuah bahagia itu banyak, bukan tentang apa yang diterima tapi juga tentang apa yang diberikan. Tertawa itu mudah dilakukan, banyak orang pasti pernah melakukan itu. Tapi tak semua orang tertawa karena kemurniannya. Di suatu kelompok bahkan ada orang yang hanya mengikuti ke mana kelompoknya berlayar, tanpa mereka pikir jika mereka juga bisa berlayar sesuai keinginannya sendiri.

Calla gadis itu tersenyum memandang cermin panjang. Menampilkan outfit yang dipakainya saat ini. Celana jeans panjang berwarna kelabu biru dengan blouse berlengan balon yang mempunyai garis leher berbentuk kotak. Juga lengkap dengan tas kecil yang dikalungkannya, tas berwarna navy itu terlihat lucu mempercantik penampilannya.

Calla puas dengan penampilannya hari ini. Dia merapikan rambutnya yang tergerai indah sedikit bergelombang. Calla meraih satu kotak parfum yang menjadi pilihannya, menyemprotkannya ke beberapa titik pada tubuhnya. Selesai dengan itu dia akhirnya keluar dari kamarnya. Untuk menemui seorang yang pasti akan terkejut mendengar apa yang akan diketahuinya.

"Mau ke mana?"

"Keluar, Kak Gumi mau pergi juga?"

"Hmm," dehem Gumintang melihat penampilan Calla dari ujung kaki hingga kepala.

"Jangan pergi lama, aku tak bisa ke rumah sakit hari ini."

"Iya, Calla cuma sebentar kok."

Calla hanya membalas senyum saat Gumintang hanya menaikkan satu alisnya lalu memilih jalan keluar lebih dulu. Gumintang menyalakan motornya, membuka kaca helm full face miliknya.

"Ingat perkataanku waktu itu Calla, aku bolehkan kamu berhubungan dengannya asal nggak lebih dari teman."

"Tapi, aku udah--," perkataan Calla terpotong saat Gumintang memperbesar suara gas motornya.

"Aku tahu, jadi jangan lanjutin hubungan itu."

"Kenapa Kak Gumi melarang itu sih?"

"Aku pergi," pamit Gumintang meninggalkan Calla sendirian.

"Ckk, kenapa kak Gumi selalu aja mengatur kehidupanku. Bahkan tentang perasaanku," gerutu Calla sebal.

Tidak ada aturan di mana seorang Calla tidak boleh jatuh cinta. Tapi Gumintang kenapa melakukan itu? Apa yang dia khawatirkan? Khawatir karena Calla akan membagi perhatiannya? Atau khawatir jika Calla akan fokus pada kekasihnya bukan pekerjaannya? Calla tidak tahu apa yang membuat Gumintang menentang ini.

"Kamu harus bahagia Cal, Fennel akan bantu kamu. Iya, aku harus bebas dengan perasaanku, tidak ada yang boleh melarang ini."

Calla mengangguk semangat. Dia memutuskan untuk tidak mendengarkan apa yang Gumintang katakan. Perasaan itu miliknya, seperti yang ia katakan pada sang kakak. Jadi hanya dia yang bisa mengatur itu. Harapan tentang kebahagiaan dan kegembiraan itu ada saat ia bersama Fennel. Jadi Calla sangat yakin, semakin banyak jalan untuknya bahagia semakin banyak juga semangat untuk ia meraih bahagia itu.

○●○

Calla duduk di sebuah kafe, baru saja pelayan memberikannya sebuah minuman yang dipesannya. Lemon honey, favoritnya. Tidak ada yang bisa mengalahkan kedua rasa itu. Gadis itu memainkan ponselnya, lalu melirik keluar saat pesannya dibalas dengan kalimat jika orang itu sudah sampai diparkiran.

Calla tersenyum melihat seorang yang ditunggunya kini mulai berjalan masuk ke dalam kafe. Mengasak kepalanya pelan saat lelaki itu berhasil menghampirinya. "Elder, berantakan," protesnya sambil merapikan rambut miliknya.

FiORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang