Happy reading Nals♡
ROSE (Pink)
Tolong percayai aku○●○
Angin senja semakin terasa hangat, atmosfer bumi sepertinya sedikit meningkat di tempat dua orang yang saat ini saling berbicara lewat pancaran mata mereka. Sebuah hal dimulai dengan sesuatu yang berdasar, sesimpel apa pun pilihannya semua harus punya fondasi. Salah satunya kepercayaan. Sebuah kepercayaan menjadi tonggak terpenting sebuah ikatan.
Fennel lelaki itu mengalihkan mata hazelnya menatap lembar kertas yang dibuatnya untuk Calla. Dia meneliti kembali jawaban yang telah Calla berikan di dalam kertas itu. Jemarinya mengelus permukaan kertas sekenanya.
Dia tersenyum lega dengan pengakuannya beberapa menit yang lalu, tapi jantungnya tidak berkata demikian. Detaknya masih begitu terasa, terpompa kuat bahkan berdesir. Ada rasa percaya diri tapi juga takut. Rasanya ditolak memang tidaklah enak, meskipun sudah membuat persiapan.Pernah merasakan itu, membuat Fennel berpikir tentang respon apa yang akan dia lakukan setelah ini. Jika Calla menolak dirinya, Fennel masih berpikir tentang tindakan apa yang akan dibuat tubuhnya setelah mendengarnya.
“Fennel,” panggil Calla membuat lelaki itu kembali menolehkan kepalanya menatap Calla.
Calla melengkungkan bibirnya, tangannya terulur menuju puncak kepala Fennel. Menepuknya dengan lembut, menpuknya dengan lembut. Fennel adalah seorang yang perasa, mengingat hal yang menurutnya manis. Dari tindakan Calla Fennel jadi teringat apa yang pernah bundanya katakan. Dia jadi sedikit percaya diri dengan jawaban Calla.
“Kata bunda, tepukan bahu adalah tanda pertemanan, kalau kepala itu artinya sayang. Jadi Calla?”cuit Fennel tersenyum.
“Kamu bisa percayai aku? Jika aku menerima kamu, kamu bisa percaya dengan hal mungkin ke depannya bakal kamu ketahui?” tanya Calla melepas tangannya, berpindah terlipat diatas lututnya menumpu dagunya.
“Fennel bisa kok percaya dengan Calla. Sebuah hubungan emang perlu kepercayaan kan?”
“Aku tahu kamu bisa dipercaya Fen, hanya saja ... jika nanti menyakitkan buat kamu, kamu jangan ambil kesimpulan sebelum ada penjelasan dari aku, kamu bakal terima itu?”
Fennel mengangguk cepat. Entah dia merasa perasaannya sungguh tidak aman sekarang. Semakin berbahaya untuk kesehatan jantungnya, mungkin sudah tertulis tanda ‘warning’ di dalamnya.
“Makasih ya. Aku mau mekarin kelopak aku sama kamu.”
Setelah Calla menjawab dia mengalihkan pandangannya menuju sinar surya yang semakin tenggelam. Gemuruh ombak bahkan sekarang terdengar tenang dan seperti berirama. Mereka saling menatap pada objek nyata yang indah. Lukisan Tuhan seperti tahu bagaimana bahagianya perasaan dua insan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FiORE
Romantizm'Tuhan menciptakan bunga untuk bermekaran di musim semi. Tapi, apa tuhan lupa ciptain Calla untuk merebak juga?' "Calla, kamu itu terbaik. Kalau kamu merasa belum bisa mekar, berdoa aja, ya? Fennel akan datang kok. Jadi jangan merasa sendiri, Fenne...