3 | FRIENDS

30 1 0
                                        

Hari senin menjadi hari yang dibenci oleh kebanyakan orang. Kalian pasti selalu mendengarnya dimana mana kan. Mungkin karena sebelum hari senin adalah hari minggu, yang merupakan hari libur, jadi beberapa orang tidak suka dengan hari senin. Kecuali lia.

Lia tidak benci hari senin, namun dia hanya bersikap biasa saja. Toh jalani saja kehidupan ini, tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengoceh bahwa hari senin itu menyebalkan.

Lia berjalan santai di lorong sekolahnya, berjalan menuju kelasnya. Kebiasaan lia adalah memakai earphone nya, mendengarkan lagu kesukaan menuju kelas. Lia sangat suka mendengarkan lagu. Bagi nya musik adalah teman hidupnya. Lagu atau musik sendiri dapat membuat lia semangat menjalani hari harinya.

Mulut nya terus bergumam menyanyikan lagu yang terdengar di kedua telinga nya, sampai ia tidak sadar bahwa di samping ada teman sekelasnya yang cukup dekat dengan lia.

"Hei ! Kamu gak dengerin aku ngomong ya"

Lia masih tidak memperhatikan sekitarnya, ia terhanyut dengan lagu yang ia dengarkan saat ini.

Teman sekelasnya menarik salah satu earphone lia. Sontak lia melihat kearah temannya itu.

"Apa sih? Nganggu aja kamu. Aku lagi dengerin lagu" oceh lia. Lia mematikan lagunya, dan masih terus berjalan menuju kelasnya.

"Siapa yang ganggu? Aku kan manggilin kamu daritadi. Masih pagi tapi kamu udah marah marah aja"

"Iya, terserah kamu aja lah"

Lia menghela nafas, kegiatan nya mendengarkan lagu harus terhenti karena ulah teman sekelasnya.

"Aku yakin, kamu manggil aku pasti karena ada mau nya kan" kata lia dengan percaya diri.

Teman sekelasnya tertawa keras mendengar penuturan lia, kemudian menyenggol bahu lia dari samping. Lia hanya menatap datar temannya ini.

'Kenapa ia malah tertawa? Apakah ada yang lucu disini?' pikir lia.

"Kamu jangan asal nuduh deh, jahat banget sih aku dituduh kayak gitu"

"Terus? Ngapain?"

Temannya menggaruk belakang kepalanya yang sebenernya tidak gatal sama sekali. Kemudian ia terkekeh ringan.

"Hehe, kamu tau aja. Jadi gini, kamu udah kerjain--"

"Tugas matenatika kan?" tanya lia yang memotong pembicaraan temannya.

"Nah iya, kamu udah kerjain belum? Bantuin aku dong. Susah banget loh tugasnya. Terus soal nya banyak banget" oceh teman sekelasnya.

"Kamu mau aku bantuin atau pinjam?" tanya lia yang sudah sangat hafal dengan kelakuan temannya ini.

"Pinjam ! Hehe" jawab teman sekelasnya, tanpa ada rasa malu dan tidak tahu diri meminjam terang-terangan tugas milik lia.

Lia mendengus kesal, ia sebenernya tidak ingin memberikan tugas nya secara cuma-cuma kepada temannya ini. Lia yang sudah berusaha sendiri mengerjakan tugasnya, malah dengan gampang nya dipinjam kemudian disalin di buku milik mereka. Apa-apaan itu.

Lia langsung berpikir bagaimana caranya menolak permintaan temannya ini. Sebuah lampu tiba tiba muncul diatas kepala lia. Lia sudah tau caranya.

"Eemm, aku belum selesai kerjain sih. Karena memang susah banget tugasnya. Mungkin nanti aku akan pinjam sama yang lain"

Teman sekelasnya mengangguk-anggukan kepala mengerti mendengar ucapan lia. Kemudian berlalu begitu saja ketika sudah memasuki kelas nya. Lia menghela nafas lega karena temannya percaya percaya saja pada perkataannya. Ia mengira temannya ini mudah percaya pada perkataan orang. Padahal tidak.

Temannya ini sudah tahu bahwa lia hanya mencari alasan agar tidak memberikan tugas nya untuk disalin. Jadi bersiap-siaplah lia, dirimu akan menjadi topik pembicaraan oleh teman temannya nanti.

******

Bel sekolah berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Semua murid murid di sekolah lia bersorak dalam hati mereka, akhirnya mereka dapat terbebas dari situasi mencekam di kelas dengan pelajaran yang membosankan. Beberapa murid lalu berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin, ada juga yang tetap di dalam kelas karena ada yang membawa makanan dari rumah, dan ada juga yang langsung berkumpul dengan geng nya sendiri, salah satu nya lia.

Lia sedang mendengarkan percakapan teman temannya, sekarang ini mereka sedang membicarakan guru mereka yang sangat menyebalkan dan pelit akan nilai. Lia hanya mendengarkan saja, mengangguk-anggukan kepala nya, mengiyakan kata kata temannya itu.

Kemudian lia dan teman temannya berjalan bersama menuju kantin untuk makan siang. Dan percakapan mereka masih terus berlanjut sampai makanan yang mereka pesan sudah tersedia di hadapan mereka. Sampai perhatian mereka teralihkan pada salah satu teman mereka yang membicarakan pacarnya yang kini sudah menjadi mantan.

"Aku kemarin putus sama pacarku, aku benci banget sama dia" kata temannya, kita sebut saja si A.

"Loh kamu putus???" kata temannya si B yang memasang raut wajah terkejut.

"Yah.. aku sudah tahu dia bukan cowok baik baik" kata si C.

"Padahal kalian romantis banget loh. Malah putus" kata B dengan raut wajah sendu.

"Iya makanya. Dia cuek banget, aku gak suka. Setiap hari kita berantem, dia selalu aja sok sibuk, main game sama teman teman nya terus" kata A yang terlihat dari nada bicaranya kalau ia sangat kesal dengan mantan pacar nya itu.

"Sudahlah, nanti kamu akan dapat yang lebih baik daripada dia" ucap si C.

"Cowok doang kok dipermasalahin. lagian nama nya juga cowok kan, suka main game" oceh lia sambil menyuapi makanannya kedalam mulut.

Teman temannya yang mendengar perkataan lia mendengus kesal. Lia sangat jahat, bukan nya membela temannya, malah dianggap sepele olehnya. Teman temannya saling melirik dan membuang muka mereka dari lia. Lia tidak sadar bahwa ucapan nya ini membuat dirinya terlihat menyebalkan.

Lia berkata demikian, karena ia tidak tahu bagaimana rasanya di posisi temannya itu. Ia bersikap acuh dan menikmati kegiatannya yaitu makan.

------

Athalia [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang